Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

World Bank Puji Sepak Terjang PLN dan BUMN Farmasi Indonesia, Kenapa?

BUMN bahkan telah berperan secara langsung dan tidak langsung dalam melawan Covid-19.
Warga melakukan pengisian listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga melakukan pengisian listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - World Bank menyebut  pandemi Covid-19 telah mengembalikan fokus peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendukung perekonomian.

Selama dua dekade terakhir, BUMN telah menjadi salah satu perusahaan multinasional terbesar dan paling cepat berkembang. Menurut sebuah studi IMF, dalam 10 tahun terakhir, BUMN telah meningkat posisinya di antara perusahaan-perusahaan terbesar di dunia dengan aset US$45 triliun atau 50 persen dari total PDB global.

"Banyak negara mengandalkan BUMN untuk mempertahankan lapangan kerja dan menjaga ekonomi mereka tetap bergerak. Dengan demikian, pemerintah tidak bisa lagi membiarkan BUMN gagal," papar World Bank.

BUMN bahkan telah berperan secara langsung dan tidak langsung dalam melawan Covid-19, seperti produksi vaksin, ventilator, dan masker.

Sebagai contoh, di Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyediakan listrik bersubsidi untuk 30 juta pelanggan dan PT Bio Farma (Persero) juga aktif dalam mengembangkan vaksin Covid-19.

Sementara itu, di belahan dunia lainnya, BUMN di Albania, Bosnia dan Herzegovina, Makedonia Utara, dan Serbia, memberikan keringanan tagihan listrik kepada populasi yang rentan.

Catatan World Bank baru-baru ini menjelaskan bagaimana BUMN dapat memainkan peran penting, dengan memberikan bantuan kepada penduduk, tetap tahan terhadap guncangan, mendukung ekonomi dalam kesulitan, dan menyediakan lapangan kerja.

Selama krisis, rakyat telah menjadi perhatian utama, seperti kalangan rentan. Menjaga akses layanan masyarakat dan pengembangan program subsidi digalakkan.

Oleh karena itu, BUMN harus terus menjalankan skenario keuangan, menjaga kesinambungan layanan, dan melakukan upaya untuk menopang rantai pasokan.

Adapun pascakrisis, penguatan sistem evaluasi kinerja dan mendukung persyaratan akuntabilitas dan transparansi menjadi kunci.

BUMN perlu mempersiapkan dan secara teratur memperbarui rencana pembiayaan dan pinjaman mereka untuk memastikan likuiditas yang cukup dalam keadaan normal dan krisis. BUMN juga perlu mempertimbangkan sumber pendanaan darurat.

Memasuki masa pemulihan, BUMN harus memiliki kesiapan menghadapi krisis di masa depan. Perusahaan plat merah harus diwajibkan menyiapkan rencana darurat dan kelangsungan bisnis secara terkoordinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper