Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengelola Pizza Hut (PZZA) Berbalik Untung Rp60,76 Miliar pada 2021

PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) meraup laba bersih meski penjualan tercatat menurun pada 2021 dibandingkan 2020.
Restoran Pizza Hut. PT Sarimelati Kencana Tbk. merupakan pemegang lisensi warabalab Pizza Hut di Indonesia. Pada 2018, jaringan restoran maupun gerai Pizza Hut yang dikelola mencapai 378 titik di seluruh Indonesia/sarimelatikencana.co.id
Restoran Pizza Hut. PT Sarimelati Kencana Tbk. merupakan pemegang lisensi warabalab Pizza Hut di Indonesia. Pada 2018, jaringan restoran maupun gerai Pizza Hut yang dikelola mencapai 378 titik di seluruh Indonesia/sarimelatikencana.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) membukukan keuntungan pada 2021. Setelah mengalami rugi Rp93,51 miliar pada 2020, perusahaan pemegang hak waralaba Pizza Hut tersebut berhasil mencetak laba bersih tahun berjalan sebesar Rp60,76 miliar pada 2021. 

PZZA meraup laba bersih meski penjualan tercatat menurun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Kamis (7/4/2022), penjualan bersih PZZA turun 1,14 persen YoY menjadi menjadi Rp3,41 triliun, dari Rp3,45 triliun pada 2020. Berdasarkan segmen produk, penjualan makanan dan minuman PZZA sebelum dikurangi potongan kompak turun.

Penjualan makanan turun 1,12 persen YoY menjadi Rp3,25 triliun, dari Rp3,28 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan minuman terkoreksi 3,84 persen YoY dari Rp181,43 miliar pada 2020 menjadi Rp174,46 miliar di 2021.

Pos pengeluaran yang ditekan tercatat mengimbangi turunnya penjualan PZZA. Beban pokok penjualan turun dari Rp1,19 triliun menjadi Rp1,16 triliun.

Sejumlah pengeluaran dalam beban usaha juga turun cukup signifikan. Beban penjualan turun dari Rp2,16 triliun menjadi Rp1,98 triliun. Begitu pula beban umum dan administrasi yang turun menjadi Rp204,69 miliar, dari sebelumnya Rp209,43 miliar. Hal ini mendorong PZZA mencetak laba operasi sebesar Rp81,59 miliar, sementara pada tahun lalu perusahaan menanggung rugi operasi Rp61,16 miliar.

Adapun aset PZZA pada akhir 2021 mencapai Rp2,21 triliun, 0,70 persen lebih rendah daripada posisi akhir 2020 di angka Rp2,23 triliun.mengantongi total aset Rp 2,21 triliun di akhir tahun 2021.

Sementara itu, total liabilitas PZZA turun 2,83 persen menjadi Rp1,05 triliun dan total ekuitas naik 1,30 persen menjadi Rp1,16 trilliun.

Sebelumnya, Analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriela dan Marcella Regina dalam riset yang dirilis Senin (28/3/2022) menyebutkan bahwa penjualan PZZA masih menunjukkan kinerja positif pada awal 2022, terlepas dari restriksi yang diberlakukan pemerintah akibat penyebaran varian Omicron.

Rata-rata pertumbuhan tiap gerai (SSSG) pada dua bulan pertama 2022 tercatat naik 14,6 persen year to date (ytd). Kontribusi dine-in tumbuh 14,1 persen dan layanan pengiriman naik 15,7 persen.

“Kami juga mencatat bahwa Pizza Hut lebih agresif dengan memperkenalan varian pizza musiman, seperti pizza berbentuk hati pada momen Valentine dan pizza dimsum saat Tahun Baru Imlek yang berhasil mendorong kunjungan. PZZA mengklaim bahwa produk baru bisa berkontribusi 10 sampai 20 persen dari penjualan normal,” kata Patricia dan Marcella.

Dengan asumsi PZZA berhasil membuka 70 gerai anyar pada tahun ini dengan kenaikan SSSG sebesar 6 persen, CGS CIMB memproyeksikan kenaikan penjualan pada 2022 bisa mencapai 15 persen secara tahunan menjadi Rp4 triliun dari estimasi penjualan 2021 sebesar Rp3,5 triliun. Estimasi penjualan 2022 juga lebih tinggi dari realisasi penjualan sebelum pandemi yang mencapai Rp3,9 triliun.

Meski demikian, kenaikan penjualan PZZA akan dihadapkan dengan kenaikan harga bahan baku yang berisiko akan menekan laba bersih.

“Perusahaan menaikkan harga jual di kisaran 2 sampai 3 persen pada Januari 2022, tetapi kami masih melihat risiko margin yang lebih kecil jika harga bahan Baku masih tinggi,” lanjut mereka.

CGS CIMB mematok target konservatif margin laba kotor (GPM) sebesar 64,8 persen untuk tahun 2022, turun 0,4 persen dari estimasi GPM 2021. Estimasi untuk EPS 2021-23F di kisaran 2 sampai 31 persen dengan asumsi margin lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper