Bisnis.com, JAKARTA – Tren penawaran saham perdana (IPO) perusahaan teknologi dinilai dapat meningkatkan animo investor di pasar modal Indonesia.
Kepala Unit Evaluasi Monitoring Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogi Brilliana Gahara memaparkan, bursa telah mempersiapkan tempat milestone untuk perusahaan teknologi masuk ke pasar modal Indonesia.
“Untuk diinvestasikan oleh masyarakat Indonesia, setelah masuk (lalu) bertumbuh, selanjutnya dipersilakan kepada investor untuk dapat menelaah peluang investasinya,” jelas Yogi dalam acara virtual Indonesia InvesTalk 3, Kamis (31/3/2022).
Beberapa fitur yang ditawarkan oleh BEI kepada perusahaan teknologi di pasar modal antara lain program inkubasi IPO melalui IDX Incubator dan pencatatan di papan akselerasi.
Dengan adanya program tersebut, perusahaan teknologi tidak perlu ragu untuk mempersiapkan penawaran umum saham perdananya ke publik.
Terlebih, Yogi melihat market Indonesia sudah mulai didominasi oleh investor domestik, yang artinya sudah menjadi tuan rumah di pasar modal sendiri.
Baca Juga
“Bulan Januari 2022, 82 persen trading value dihasilkan oleh investor domestik,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat perusahaan-perusahaan anak bangsa untuk IPO. Tidak hanya jumlah, tetapi secara value juga meningkat signifikan.
Pada 2020, perolehan dana seluruh perusahaan IPO sejumlah Rp5 triliun, sedangkan di 2021 meningkat tajam menjadi Rp 62 triliun.
Mengutip data BEI yang disajikan, rata-rata penjatahan IPO sejak ada e-IPO dalam rentang waktu 2020 hingga 2021 meningkat sangat tajam. Pada 2020, penjatahan IPO sejumlah 1.054, sedangkan pada 2021 melonjak hingga 12.127.
BEI juga menunjukkan tren pencatatan saham yang meningkat tajam selama tiga tahun terakhir dengan jumlah tertinggi di antara negara Asia Tenggara lainnya.
Bursa Efek Indonesia menjadi fund raising saham terbesar di ASEAN, dengan pencatatan baru saham terbanyak di kawasan ASEAN selama 4 tahun berturut-turut.
Data terbaru per 25 Maret 2022 menunjukkan total perusahaan tercatat di BEI sejumlah 778 emiten saham dan 125 obligasi, dengan total kapitalisasi pasar Rp8,812 triliun dengan rata-rata nilai transaksi harian saham mencapai Rp13,98 triliun.
Penawaran umum saham perdana terbesar di BEI masih dipegang oleh Bukalapak (BUKA) pada tahun 2021 lalu dengan nilai penawaran umum mencapai total Rp21,9 triliun, disusul Mitratel (MTEL) yang menyentuh nilai Rp18,8 triliun.
Animo investor yang semakin tinggi dapat terlihat dari kelompok usia investor melek teknologi yaitu generasi milenial dan Gen-Z yang mendominasi 80 persen di pasar modal.
Lebih lanjut, kuatnya daya tarik IPO emiten teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT WIR Asia Tbk. (WIRG) atau Wir Group seiring dengan momentum Presidensi G20 dan fenomena metaverse berpotensi turut meningkatkan minat investor domestik.