Bisnis.com, JAKARTA – Kewaspadaan investor terhadap konflik Rusia – Ukraina masih membayangi sentimen lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (29/3/2022).
Direktur SUN Direktorat Jenderal Penglolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan memaparkan, lelang SUN hari ini masih diwarnai sikap kehati-hatian investor atas ketidakpastian pasar keuangan global akibat masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan sekitar 1 bulan.
Selain itu, terdapat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 bps pada pertemuan Mei mendatang, seiring dengan tingkat inflasi di AS yang semakin tinggi. Hal ini turut memicu kenaikan yield US Treasury yang sempat naik sampai level 2,50 persen untuk tenor 10 tahun yang merupakan level tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
“Namun demikian, minat investor pada lelang hari ini masih cukup baik, yang tercermin dari incoming bids sebesar Rp41,62 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 2,44 kali,” kata Deni dikutip dari keterangan resmi, Selasa (29/3/2022).
Deni melanjutkan, preferensi investor tidak berubah untuk obligasi negara pada lelang hari ini yaitu pada dua seri benchmark dengan tenor 10 dan 20 tahun yang mencapai 52,52 persen dari total incoming bids dan 68,04 persen dari total awarded bids. Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu sebesar Rp14,55 triliun.
Partisipasi asing meningkat dibandingkan pada lelang SUN sebelumnya, dengan minat terbesar pada tenor 5 dan 10 tahun. Incoming bids asing mencapai Rp4,01 triliun atau 9,64 persen dari total incoming bids yang masuk pada lelang hari ini dan dimenangkan sebesar Rp1,32 triliun atau 7,75 persen dari total awarded bids.
Baca Juga
Selanjutnya, untuk rata-rata imbal hasil tertimbang atau Weighted Average Yield (WAY) SUN benchmark tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 3 bps dibandingkan dengan WAY lelang SUN sebelumnya. Namun, secara umum WAY lelang SUN hari ini naik 1 - 5 bps bila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, maka Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp17,05 triliun dan akan melaksanakan lelang SUN tambahan (Green Shoe Option) pada tanggal 30 Maret 2022. Lelang GSO tersebut menawarkan seri Obligasi Negara dan WAY yang sama dengan lelang hari ini.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 12 April 2022.
“Pemerintah optimistis kondisi pasar akan semakin kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN,” pungkasnya.