Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) membukukan laba bersih sepanjang 2021, berbalik dari rugi bersih pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan 2021, dikutip Selasa (29/3/2022), SGRO membukukan laba bersih sebesar Rp802,08 miliar, sementara pada 2020 perusahaan menanggung rugi bersih sebesar Rp201,42 miliar.
Laba bersih SGRO tidak lepas dari kinerja positif penjualan yang naik 49,11 persen dari Rp3,50 triliun pada 2020 menjadi Rp5,22 triliun sepanjang 2021. Mayoritas penjualan disumbang oleh produk sawit dengan nilai Rp5,04 triliun, sementara penjualan lain-lain yang mencakup bibit, tepung sagu, jasa analisis dan listrik berkontribusi sebesar Rp181,51 miliar.
Seiring dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan SGRO juga naik 35,70 persen, dari Rp2,61 triliun menjadi Rp3,55 triliun pada 2021. Beban pokok penjualan utamanya berasal dari beban pokok produksi sawit yang mencapai Rp3,40 triliun.
Meski demikian, pertumbuhan laba bruto Sampoerna Agro tercatat naik lebih tinggi. Laba bruto naik 88,84 persen dari Rp883,19 miliar menjadi Rp1,67 triliun. Kenaikan ini membuat GPM Sampoerna Agro naik dari 25,23 persen pada 2020 menjadi 31,96 persen pada 2021.
Adapun, jumlah aset SGRO mencapai Rp9,75 triliun per 31 Desember 2021, naik tipis dibandingkan dengan Rp9,74 triliun pada pengujung 2020. Jumlah aset lancar naik dari Rp1,37 triliun menjadi Rp1,39 triliun, sementara aset tidak lancar turun dari Rp8,36 triliun menjadi Rp8,35 triliun.
Baca Juga
Posisi liabilitas SGRO pada 2021 tercatat turun menjadi Rp5,15 triliun pada 2021, dari Rp5,94 triliun pada 2020. Liabilitas jangka pendek turun dari Rp1,88 triliun menjadi Rp1,28 triliun dan liabilitas jangka panjang turun dari Rp4,08 triliun menjadi Rp3,87 triliun.
Ekuitas SGRO tercatat naik menjadi Rp4,59 triliun dari Rp3,79 triliun pada tahun sebelumnya. Posisi kas akhir periode naik menjadi Rp496,31 miliar pada 2021 dibandingkan dengan Rp249,64 pada 2020.