Bisnis.com, JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) membukukan penurunan laba bersih 16,83 persen sepanjang tahun 2021, atau sebesar Rp7,13 triliun, dari Rp8,5 triliun di 2020. Turunnya laba bersih ini membuat analis melakukan downgrade terhadap rekomendasi saham dengan kode HMSP tersebut.
Analis CGS-CIMB Sekuritas Patricia Gabriela dan Marcella Regina mengatakan pihaknya menurunkan peringkat rekomendasi HMSP dari add atau tambah, ke hold.
"Kami memperkirakan tekanan pada margin akan terus berlanjut di 2022, meskipun persaingan akan mereda dengan jumlah lapisan cukai yang lebih rendah. Hal ini mengurangi persaingan dengan rokok murah," ujar Patricia dan Marcella dalam risetnya, dikutip Minggu (27/3/2022).
CGS-CIMB Sekuritas memberikan target harga Rp950 kepada saham HMSP, menyiratkan price to earning (PE) 14 kali perkiraan tahun penuh 2022.
Dia melanjutkan, laba bersih emiten berkode saham HMSP ini di 2021 di bawah konsensus dan di bawah ekspektasi CGS-CIMB Sekuritas di 94 persen.
CGS-CIMB Sekuritas juga mencatat volume rokok HMSP tumbuh 4 persen year-on-year (yoy) pada 2021. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan volume industri rokok nasional yang tumbuh 7 persen yoy di 2021.
Baca Juga
Dengan daya beli pasar yang rendah, diperburuk dengan kemungkinan inflasi, Patricia dan Marcella memperkirakan volume industri rokok akan turun 3 persen yoy di 2022 dan HMSP juga akan merasakannya.
"Risiko terbalik adalah peningkatan margin, sedangkan risiko penurunan adalah penjualan yang lebih lambat dan pertumbuhan laba bersih," ucapnya.
CGS-CIMB Sekuritas juga memperkirakan kas HMSP akan turun pada 2022 karena pembayaran penuh utang cukai. Meski demikian, CGS-CIMB Sekuritas melihat hal tersebut tidak akan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan.