Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.(GoTo) resmi menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp338 per sahamnya.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/3/22) perusahaan yang berbasis di Jakarta menggabungkan 2 startup paling berharga di Indonesia dan menetapkan harga saham perdana senilai Rp338 per saham. Sebelumnya saat penawaran awal (bookbuilding) GoTo menetapkan sekitar Rp318-346 per saham.
Dengan ditetapkannya nilai IPO tersebut, GoTo berpotensi menerima dana segar sebesar Rp17,57 triliun dalam penetapan IPO ini. Selain itu, GoTo juga berpotensi menjadi IPO dengan nilai ketiga terbesar yang berada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk saat ini rekor IPO dengan nilai terbesar masih dipegang PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) sejumlah Rp21,9 triliun, dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel Rp18,79 triliun.
Pada 6 Agustus 2021, BUKA mencatatkan saham perdana di BEI sebanyak 25,77 miliar saham di harga IPO Rp850. Adapun, MTEL listing pada 22 November 2021 dengan melepas 23,49 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp800.
GoTo sendiri akan melepas 52 miliar saham baru seri A dalam rangka proses IPO ini. Jumlah tersebut yang mewakili 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.
Baca Juga
Saat ini GoTo memiliki beberapa faktor yang mendukung nilai sahamnya akan naik. Patokan saham Indonesia sedang booming, mendekati level tertinggi sepanjang masa karena pertumbuhan ekonomi terus meningkat setelah pandemi. Tercatat, lebih dari 30 persen penjualan saham meningkat pada dibandingkan periode yang sama di 2021.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan salah satu daya tarik GoTo adalah ekosistem, serta model dan prospek bisnis ke depan.
Menurutnya, jangkauan GoTo ini sangat luas karena di dalamnya terdapat Gojek, Tokopedia, dan GoPay. Dengan model bisnis yang dibangun itu, GoTo bakal menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi besar pasca IPO nanti.
“Untuk saat ini GOTO bukan saham yang dilihat profitabilitasnya, ini saham yang tipikal financial technology dan startup. Yang dikejar itu adalah user dan jumlah transaksi, investor melihat growth-nya dari itu,” kata Wawan dikutip dari pemberitaan sebelumnya.
Namun, nilai kapitalisasi GoTo yang begitu besar bisa menjadi acuan bagi investor, terutama investor institusi, meskipun mereka akan lebih banyak pertimbangan. “Investor institusi mungkin tidak menggunakan analisa fundamental. Namun biar bagaimanapun mereka akan lebih banyak melakukan pertimbangan,” tuturnya.
Di sisi lain, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan bahwa harga saham penawaran final calon emiten decacorn, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di level Rp338 dinilai terlalu mahal.
Menurutnya, investor pasar moodal bisa saja wait and see terhadap saham GOTO. Sebab, secara valuasi price to book value (PBV) masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan BUKA.
"Dimana dengan harga Rp338 PBV berada di 2,72 kali dengan BUKA yang sekarang PBV berada di 1,3 kali. Secara price to sales ratio (P/S) pun masih tergolong mahal diantara BUKA dan GRAB," urainya kepada Bisnis, Jumat (25/3/2022)