Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten telah merencanakan dan melanjutkan aksi pembelian kembali (buyback) saham pada awal tahun. Harga saham-saham dari emiten yang melakukan buyback cenderung lebih stabil.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan buyback dilakukan dengan berbagai tujuan, seperti meningkatkan rasio dan meningkatkan harga saham jika perseroan menilai harga sahamnya tidak mencerminkan kinerja emiten.
“Juga ada tujuan sebagai wadah investasi bagi emiten sendiri, di mana saham yang dibeli kembali menjadi saham treasury yang bisa saja dijual kembali jika harga sudah naik,” kata Frankie ketika dihubungi, Rabu (23/3/2022).
Aksi korporasi membeli kembali saham juga mengindikasikan banyak hal. Namun, lanjut Frankie, buyback juga menjadi sinyal bahwa manajemen menilai harga saham di pasar sedang undervalued.
Frankie mengemukakan bahwa aksi pembelian idealnya perlu didukung dengan fundamental yang kuat, khususnya dari sisi ketersediaan dana. Dengan demikian, aksi korporasi tersebut tidak memengaruhi struktur permodalan dan modal kerja.
Berangkat dari hal tersebut, Frankie mengatakan buyback tergolong sentimen positif penggerak saham-saham korporasi terkait karena adanya indikasi saham undervalued. Harga saham juga cenderung lebih stabil selama periode buyback.
Baca Juga
Frankie secara khusus memberi rekomendasi pada investor untuk melihat kinerja para emiten yang melakukan buyback sebagai pertimbangan. Dia mengatakan INTP dan ADRO menjadi saham yang cukup menarik karena keduanya menorehkan pertumbuhan pendapatan pada 2021.
“Dana yang disiapkan untuk buyback juga tergolong jumbo, untuk INTP sendiri menganggarkan dana sebesar Rp1,19 triliun di mana Desember 2021 juga menganggarkan dana sebesar Rp3 triliun untuk buyback. Sementara itu, ADRO menganggarkan dana sebesar Rp4 triliun,” katanya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham ADRO terpantau stagnan di level 2.800 dan sepanjang tahun telah terapresiasi 18,14 persen. Sementara itu, saham INTP mengakhiri perdagangan hari ini di zona hijau dengan kenaikan 0,46 persen. Saham INTP terkoreksi 6,84 persen sepanjang 2022.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.