Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen pada April 2022 diperkirakan tidak akan berdampak signifikan pada emiten-emiten restoran. Pelonggaran mobilitas dengan wilayah berstatus PPKM level 2 memberi peluang bagi bisnis restoran untuk mengerek penjualan.
“Kenaikan PPN dikhawatirkan memicu kenaikan harga jual. Namun harusnya kenaikan ini bisa disesuaikan dengan strategi restoran sehingga tidak menghambat konsumsi,” kata Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya, Kamis (17/3/2022).
Meningkatnya mobilitas, lanjut Cheryl, bisa menjadi katalis konsumsi masyarakat. Terlebih, aktivitas masyarakat pada momen Ramadan dan Lebaran cenderung lebih meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Diperkirakan saat Lebaran kali ini aktivitas masyarakat bisa meningkat dibandingkan dengan beberapa tahun lalu saat pandemi memicu kebijakan yang lebih ketat,” tambahnya.
Mengacu pada UU No. 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, merupakan kelompok barang yang tidak dikenai PPN.
Adapun emiten restoran yang menarik untuk dicermati menurut Cheryl yaitu saham PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK). Dia memberikan rekomendasi buy di level 800—820, dengan target harga 895 dan stop loss 790.
Baca Juga
ENAK sendiri merupakan pendatang baru yang resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Februari 2022. Perseroan melepas sebanyak 433 juta saham atau setara dengan 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan rincian 166 juta saham baru dan 266 juta saham divestasi milik Barokah Melayu Foods Pte. Ltd. Seluruh saham ini ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp850 per sahamnya.
Dengan pelepasan saham tersebut, total dana hasil IPO yang diperoleh ENAK adalah sebesar Rp368,3 miliar. Dana hasil IPO bakal dipakai ENAK untuk pembayaran sebagian utang Perseroan kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk dan pemegang saham Perseroan sekitar 56 persen.
Dana juga akan digunakan untuk belanja modal berupa renovasi, baik untuk outlet baru maupun outlet eksisting dan juga untuk belanja modal dalam rangka meningkatkan Dapur Utama Perseroan dan sarana penunjang lainnya sekitar 19 persen.