Bisnis.com, JAKARTA – Analis memproyeksikan bahwa aksi profit taking masih masih terus berlanjut pada perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (11/3/2022), beriringan dengan terjadinya koreksi secara serentak sejumlah harga komoditas.
Setelah mengalami kenaikan harga, pada hari ini sebagian besar komoditas justru mengalami penurunan. Misalnya, harga batu bara terpantau turun sebesar 15,42 persen, minyak mentah turun 3,36 peren, dan timah turun 9,14 persen.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan koreksi serentak harga sejumlah komoditas utama dunia ini pun menjadi sentimen utama dari aksi profit taking yang pada hari diproyeksikan masih terus berlanjut.
“Jadi penurunan harga komoditas ini juga akan menekan harga-harga saham komoditas yang sempat memanas awal pekan ini,” ungkap Frankie kepada Bisnis, Jumat (11/3/2022).
Frankie menjelaskan bahwa kenaikan komoditas pada pekan ini menjadi salah satu pendorong IHSG bisa mencetak level tertingginya alias all time high (ATH) di posisi 6.996 pada awal pekan ini.
Menurut Frankie, dengan lonjakan harga komoditas sebelumnya pasca konflik Ukraina-Rusia, otomatis membuat saham-saham komoditas menjadi incaran banyak investor.
Baca Juga
“Namun seiring penurunan harga-harga komoditas utama dunia, saham-saham komoditas yang menopang kenaikan IHSG pekan ini juga rentan akan terjadinya koreksi,” ujarnya.
Alhasil, saham-saham komoditas mayoritas koreksi semenjak tanggal 8 Februari lalu, diikuti oleh penurunan IHSG.
Selain turunnya harga komoditas, Frankie juga mengungkapkan sentimen lain yang menekan laju IHSG yaitu dari data inflasi AS terbaru yang telah menyentuh level 7,9 persen atau tertinggi selama 40 tahun ini.
Oleh sebab itu, Frankie memperkirakan ruang The Fed untuk dovish menjadi lebih terbatas, dan sangat berpeluang menekan pasar modal di banyak negara, termasuk Indonesia.
Kedepannya, Frankie menyatakan bahwa aksi profit taking bisa saja terus berlanjut jika harga komoditas dunia tetap melanjutkan penurunan. Ditambah lagi, jika AS nantinya menaikan suku bunga banknya untuk meredam laju inflasi.
Terkait hal tersebut, Frankie menyebutkan bahwa aksi profit taking saat ini tidak akan seagresif beberapa hari kemarin, khususnya pada saham-saham komoditas.
Hal tersebut dipicu oleh tetap tingginya permintaan akan komoditas akibat suplai yang terkendala selama konflik Ukraina-Rusia, sehingga investor masih menantikan progres pergerakan harga komoditas dan isu geopolitik Ukraina-Rusia.
Terkait sentimen tersebut, Frankie pun merekomendasikan saham seperti ITMG, ADRO, dan PTBA untuk tetap mempertimbangkan buy one weakness pada saham-saham komoditas tersebut yang secara teknikal telah kembali ke level support-nya.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG terpantau parkir di posisi 6.890,51 di akhir sesi I, melemah 0,48 persen atau 33,50 poin. Di mana sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.857,11 - 6.924,01