Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) bekerja sama dengan perusahaan asal China Huadian Hongkong Company Ltd. akan segera mengoperasikan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan proyek tersebut jika sesuai dengan progres pada akhir Maret 2022 ini bisa selesai, sesuai dengan kontrak dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Namun, di Internal PLN sendiri masih ada hal-hal yang harus dikerjakan di mereka yang sampai hari ini masih dalam proses di antaranya pembangunan 500 kVA yang masih dalam proses. Kami akan bicara dengan PLN agar paling tidak yang sekitar 275 kVA ke Gumawang bisa selesai tahun ini sehingga sebagian dari kapasitas Sumsel 8 bisa doptimalkan oleh PLN,” jelasnya dalam konferensi pers, Senin (7/3/2022).
Direktur Operasi dan Keuangan PTBA Suhedi menambahkan, konsumsi batu bara untuk Sumsel-8 jika beroperasi normal dapat mencapai 5,5 juta ton per tahun.
“Namun, untuk 2022 mungkin sekitar 500.000 karena belum operasi penuh,” ungkapnya.
Sampai dengan konferensi pers hari ini, PTBA mengumumkan progrem penyelesaian konstruksi PLTU Sumsel-8 masih 95 persen.
PLTU Sumsel-8 memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknologi flue gas deulfurization(FGD) yang berfungsi meminimalisir sulfur dioksida dari emisi gas buang PLTU.
Adapun, PTBA menargetkan pada 2022 produksi batu bara menjadi 36,41 juta ton atau naik 21 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 30,04 juta ton.
Selain itu, target angkutan pada 2022 juga ditingkatkan menjadi 31,50 juta ton atau naik realisasi angkutan tahun 2021 sebesar 25,42 juta ton.
Sedangkan, untuk volume penjualan batu bara 2022, perseroan menargetkan peningkatan menjadi 37,10 juta ton atau naik 31 persen dari realisasi penjualan batu bara tahun 2021 sebesar 28,37 juta ton.