Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel pengelola IKEA dan Guardian, PT Hero Supermarket Tbk. (HERO), membukukan penurunan pendapatan bersih sepanjang 2021.
Pembatasan operasional akibat PPKM dan restrukturisasi jaringan toko swalayan Giant membuat perusahaan kembali menderita kerugian tahun lalu, meski lebih kecil daripada 2020.
HERO melaporkan pendapatan bersih pada 2021 turun 2,2 persen secara tahunan, dari Rp3,56 triliun pada 2020 menjadi Rp3,48 triliun. Penurunan ini disumbang oleh terkoreksinya pendapatan dari segmen makanan dari Rp898,20 miliar pada 2020 menjadi Rp719,75 miliar pada 2021. Sementara itu, pendapatan bersih dari segmen nonmakanan naik dari Rp2,66 triliun menjadi Rp2,76 triliun.
Beban pokok pendapatan perseroan sepanjang 2021 tercatat mencapai Rp1,96 triliun, meningkat 10,12 persen dibandingkan dengan 2020 sebesar Rp1,78 triliun.
Laba kotor HERO lantas turun 14,55 persen dari Rp1,77 triliun pada 2020 menjadi Rp1,51 triliun sepanjang tahun lalu. Adapun rugi tahun berjalan berjumlah Rp963,24 miliar, turun 20,7 persen atau lebih baik daripada kerugian sepanjang 2020 sebesar Rp1,21 triliun.
Presiden Direktur HERO Patrik Lindvall mengatakan kerugian tersebut telah termasuk kerugian Rp32 miliar yang terkait dengan operasi yang dihentikan.
Baca Juga
“Kombinasi dari biaya tidak berulang bersih yang timbul sebagai akibat dari restrukturisasi Giant serta biaya tambahan terkait pajak menyumbang sekitar 70 persen dari kerugian sepanjang 2021,” kata Patrik dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (3/3/2022).
Dia menjelaskan kinerja merek-merek ritel HERO terimbas oleh pembatasan mobilitas akibat pandemi. IKEA menjadi salah satu yang paling terdampak karena kehilangan perdagangan yang setara dengan lebih dari 130 hari karena penutupan, pembatasan kapasitas toko, dan pembatasan makan di tempat.
Selain itu, kendala pada rantai pasokan global berdampak pada ketersediaan stok di sepanjang tahun ini.
Meski demikian, Patrik tetap meyakini fondasi yang kokoh telah diletakkan untuk mendukung pertumbuhan yang kuat ketika kondisi menjadi normal kembali.
Dia mengemukakan total ruang usaha IKEA di Indonesia meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan awal tahun setelah pembukaan toko baru di Bandung dan Jakarta Garden City. Selain itu, pada bulan November, IKEA membuka toko pertamanya di luar Jawa melalui konversi gerai Giant di Bali.
“Ekspansi ini mengikuti strategi imperatif IKEA untuk menjadi lebih mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia dan kami yakin toko-toko ini akan menghasilkan keuntungan yang baik bagi pemegang saham kami dari waktu ke waktu,” katanya.
Adapun kinerja Guardian dan Hero Supermarket terus dipengaruhi secara signifikan oleh pembatasan dan perubahan terkait dalam perilaku pelanggan, terutama karena menurunnya jumlah kunjungan di pusat perbelanjaan. Tetapi, perusahaan mencatat penjualan like-for-like meningkat pada kuartal keempat karena turunnya level pembatasan terkait pandemi.
“Selain itu, Guardian terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal melalui reinvestasi harga untuk mendorong nilai tambah bagi pelanggan, pertumbuhan format baru, dan optimasi rangkaian produk yang disesuaikan dengan demografi pelanggan tertentu,” kata dia.