Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,63 persen pada sesi I perdagangan hari ini, Kamis (24/2/2022), menjadi penurunan harian terbesar.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati memprediksikan IHSG akan melanjutkan pelemahan sampai akhir perdagangan.
“Ini penurunan paling besar tahun ini, mendekati 2 persen. Sebelumnya juga pernah di 18 Januari 2022, tetapi penurunan yang saat ini masih lebih besar,” kata Ike, Kamis (24/2/2022).
Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan dengan breakdown support ke 6.830. IHSG akan menguji next strong support 6.780 dan 6.748. Namun, jika IHSG bertahan di atas 6.830, maka akan mencoba resistance 6.885.
“Indikator Macd mulai membentuk pola downtrend dan stoc osc mengindikasikan pola overbought,” katanya.
IHSG tercatat menukik tajam 1,63 persen atau 112,61 poin ke 6.807,44 pada akhir sesi I perdagangan Kamis (24/2/2022). Pelemahan ini terjadi seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Baca Juga
Sebanyak 501 saham melemah, 81 saham hijau dan 89 saham diperdagangkan stagnan. IHSG bergerak di kisaran 6.782,36–6.929,91 sepanjang perdagangan hari ini. Meski demikian, asing tercatat masih melakukan aksi net buy senilai Rp669,42 miliar.
Ike mengatakan pelemahan IHSG dipicu oleh panic selling setelah adanya laporan ledakan di ibu kota Ukraina. Suara ledakan terjadi tidak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer ke wilayah sengketa.
Selain faktor eksternal, Tim Riset Sinarmas Sekuritas juga telah memperkirakan kemungkinan pelemahan IHSG, mengingat indeks telah memasuki posisi overbought.
Sebagaimana diketahui, IHSG sempat mencatatkan rekor tertingginya dan secara teknikal Ike mengatakan ini adalah timing untuk koreksi.
“Dengan demikian, memang ibaratnya IHSG hari ini double kill di mana sentimen negatif yang membayanginya berasal dari berbagai arah,” katanya.