Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) memberi penjelasan terkait riset dari Nilzon Capital agar perusahaan lebih baik delisting sukarela (go-private) dari Bursa Efek Indonesia seiring menurunnya kinerja dan lebih banyak menguntungkan pemegang saham pengendali dibandingkan investor publik.
Reski Damayanti, Direktur dan Sekretaris Perusahaan UNVR menyebutkan pihaknya sangat menghormati serta menghargai setiap pendapat, analisa, dan masukan terkait kinerja perseroan dari berbagai pemangku kepentingan.
"Perseroan senantiasa mengupayakan bahwa setiap aksi dan keputusan bisnis diambil secara profesional dan mengutamakan kepentingan publik dan pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk para investor," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/2/2022).
Menurut dia, saat ini kondisi pasar produk konsumen baik global maupun di Tanah Air terus mengalami pergerakan secara dinamis dari tahun ke tahun. Untuk itu, Unilever menerapkan sejumlah strategi pemasaran termasuk pengeluaran iklan.
Langkah itu senantiasa menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan pola konsumen dalam mengonsumsi media dan informasi. "Hal ini dilakukan untuk memperkuat benefit jangka panjang untuk brand-brand kami," katanya.
Reski menyebutkan, saat ini fokus UNVR untuk terus mengkaselerasi pertumbuhan secara konsisten, kompetitif, menguntungkan dan bertanggung jawab. Aksi ini telah dirangkum ke dalam lima langkah prioritas strategis untuk diterapkan pada 2022.
Baca Juga
Aksi itu berupa memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment, memperkuat kepemimpinan di channel utama baik di pasar tradisional, supermarket hingga pasar dalam jaringan.
Selanjutnya memimpin di digital & data driven capabilities, serta terakhir tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
"Menginjak tahun ke-88 beroperasi di Nusantara, perseroan terus memegang kuat komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia. Kami optimis bahwa seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab,” katanya.
Sebelumnya, dalam riset Nilzon Capital, pemegang saham pengendali Unilever yakni Unilever PLC diminta membawa perusahaan untuk menjadi perusahaan tertutup. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir harga saham UNVR terus merosot dan menjadi 3 terbawah dalam deretan saham blue chips atau LQ45.