Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unilever (UNVR) Diminta Go-Private untuk Investor Ritel, Direksi: Keputusan Kami Profesional

Saham Unilever (UNVR) terus melemah semenjak 2018. Pada perdagangan Selasa (22/2/2022) saham emiten konsumer ini bertengger pada level Rp3.810 atau melemah 1,04 persen secara harian dan 54,91 persen jika dihitung dalam 5 tahun terakhir pada harga penutupan.
Logo Unilever Indonesia dalam kampanye Indonesia World Farmer Scene/Unilever.co.id
Logo Unilever Indonesia dalam kampanye Indonesia World Farmer Scene/Unilever.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) memberi penjelasan terkait riset dari Nilzon Capital agar perusahaan lebih baik delisting sukarela (go-private) dari Bursa Efek Indonesia seiring menurunnya kinerja dan lebih banyak menguntungkan pemegang saham pengendali dibandingkan investor publik. 

Reski Damayanti, Direktur dan Sekretaris Perusahaan UNVR menyebutkan pihaknya sangat menghormati serta menghargai setiap pendapat, analisa, dan masukan terkait kinerja perseroan dari berbagai pemangku kepentingan. 

"Perseroan senantiasa mengupayakan bahwa setiap aksi dan keputusan bisnis diambil secara profesional dan mengutamakan kepentingan publik dan pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk para investor," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/2/2022). 

Menurut dia, saat ini kondisi pasar produk konsumen baik global maupun di Tanah Air terus mengalami pergerakan secara dinamis dari tahun ke tahun. Untuk itu, Unilever menerapkan sejumlah strategi pemasaran termasuk pengeluaran iklan. 

Langkah itu senantiasa menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan pola konsumen dalam mengonsumsi media dan informasi. "Hal ini dilakukan untuk memperkuat benefit jangka panjang untuk brand-brand kami," katanya.

Reski menyebutkan, saat ini fokus UNVR untuk terus mengkaselerasi pertumbuhan secara konsisten, kompetitif, menguntungkan dan bertanggung jawab. Aksi ini telah dirangkum ke dalam lima langkah prioritas strategis untuk diterapkan pada 2022. 

Aksi itu berupa memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment, memperkuat kepemimpinan di channel utama baik di pasar tradisional, supermarket hingga pasar dalam jaringan.

Selanjutnya memimpin di digital & data driven capabilities, serta terakhir tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.

"Menginjak tahun ke-88 beroperasi di Nusantara, perseroan terus memegang kuat komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia. Kami optimis bahwa seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab,” katanya. 

Sebelumnya, dalam riset Nilzon Capital, pemegang saham pengendali Unilever yakni Unilever PLC diminta membawa perusahaan untuk menjadi perusahaan tertutup. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir harga saham UNVR terus merosot dan menjadi 3 terbawah dalam deretan saham blue chips atau LQ45. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper