Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Umumkan Sanksi Ekonomi untuk Rusia, Rupiah Ditutup Menguat

Penguatan rupiah juga diiringi dengan Beriringan dengan penguatan mata uang lain di kawasan Asia setelah Amerika Serikat dikabarkan mengumumkan sanksi ekonomi baru untuk Rusia.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada hari ini, Rabu (23/2/2022).

Penguatan rupiah juga diiringi dengan Beriringan dengan penguatan mata uang lain di kawasan Asia setelah Amerika Serikat dikabarkan mengumumkan sanksi ekonomi baru untuk Rusia.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,20 persen atau 28,5 poin ke posisi Rp14.337 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 15.13 WIB terpantau melemah 0,05 persen atau 0,05 poin ke level 95.960.

Pada perdagangan hari ini, mata uang lain di kawasan Asia juga mengalami penguatan terhadap dolar AS. Pelemahan dipimpin oleh mata uang peso Filipina sebesar 0,66 persen, lalu disusul oleh baht Thailand menguat 0,51 persen, dan rupee India menguat sebesar 0,41 persen terhadap dolar AS.

Penguatan mayoritas mata uang di kawasan Asia terjadi seiring dengan perkembangan terbaru relasi antara Amerika Serikat dan Rusia. Terbaru, Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi yang menyasar penjualan utang asing Rusia di luar negeri. Dengan demikian, Rusia akan terisolasi dari pembiayaan asing.

Sanksi ini akan menargetkan dua bank milik pemerintah Rusia, VEB.RF dan Promsvyazbank. Amerika Serikat menyebutkan dua bank ini memegang kendali atas aset senilai US$80 miliar. Kedua bank tersebut juga diketahui mendukung pembiayaan sektor pertahanan dan pembangunan ekonomi Rusia.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset harian pada Selasa (22/2/2022) sempat menyampaikan bahwa rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS, menyusul sentimen rencana Rusia untuk mengerahkan pasukannya ke wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

"Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka pada hari Senin, memerintahkan Angkatan Darat Rusia untuk mengerahkan pasukan ke daerah tersebut," tulis Ibrahim.

Ibrahim juga mengungkapkan bahwa seorang pejabat senior AS mengatakan langkah tersebut belum merupakan "invasi lebih lanjut" yang akan memicu sanksi paling keras, tetapi kampanye yang lebih luas bisa datang kapan saja.

Selain itu, katanya Inggris, Prancis dan Jerman setuju untuk menanggapi pengakuan Rusia atas wilayah yang memisahkan diri dengan sanksi, dan Gedung Putih mengatakan akan mengumumkan tindakan lebih lanjut.

Krisis tersebut kemudian mendorong harga minyak ke level tertinggi selama tujuh tahun, kemudian safe-haven menguat, dan saham berjangka AS menukik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper