Bisnis.com, JAKARTA – Tren ekonomi hijau tampaknya terus direspon positif bagi bagi para pelaku pasar yang terlihat dari pertumbuhan indeks berbasis Environtmental, Sosial dan Governance (ESG) pada tahun ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, per Senin (21/2/2022), seluruh indeks berbasis ESG yang terdaftar dalam bursa mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2022.
Indeks tersebut yaitu IDX ESG Leaders yang tercatat tumbuh 3,70 year to date (ytd). Lebih baik dari itu, indeks ESG Quality 45 IDX Kehati telah naik 4,87 persen ytd.
Bahkan dua indeks berbasis ESG lain yaitu ESG Sector Leaders IDX Kehati dan Sri-Kehati masing-masing dengan pertumbuhan 5,15 persen dan 6,14 persen telah melewati kinerja pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan. Adapun IHSG hingga Senin (21/2/2022) tercatat tumbuh sebesar 4,88 persen.
Melihat hal tersebut, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan bahwa indeks berbasis ESG terutama untuk dua indeks yang berkinerja lebih baik dari IHSG tersebut masih berpotensi untuk mencatatkan kinerja positif di tahun ini.
“Menurut saya masih bisa positif [kinerja indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati dan Sri-Kehati], memang tahun ini kan emiten sudah banyak yang menerapkan basis ESG ini dan sepertinya pelaku pasar sangat merespon,” ungkap William saat dihubungi Bisnis, Selasa (22/2/2022).
Baca Juga
William pun mengingatkan kepada investor bahwa jika sudah berbicara tren, maka perlu fokus pada pergerakan harga sahamnya.
Menurutnya tren bisa berlanjut selama volume perdagangan masing-masing saham masih tinggi. Hal tersebut berarti awareness dan minat pelaku pasar lainnya juga tinggi.
Kondisi ini menurut William membuka peluang penguatan lanjutan dan kondisi ini juga bisa berlaku pada pergerakan indeks berbasis ESG ke depan karena merupakan bagian dari tren yaitu tren ekonomi hijau.
Dengan baiknya kinerja indeks berbasis ESG tersebut, Panin Sekuritas melalui William merekomendasikan beberapa saham yang menarik di dalamnya yaitu saham AKRA, BBCA, BBRI, BBTN, EXCL dan RALS.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
