Bisnis.com, JAKARTA – Analis memproyeksikan pekan depan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cukup bergairah dan mencoba menembus level 7.000 setelah menyentuh level tertingginya pada akhir pekan ini, Jumat (18/2/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,84 persen atau 57,70 poin ke level tertingginya sepanjang masa yaitu 6.892,82. Sepanjang hari, indeks bergerak dalam rentang 6.812,36 - 6.899,41.
Pada perdagangan hari ini, tercatat total transaksi sebesar Rp12,07 triliun, dengan nilai beli bersih atau net buy investor asing sebanyak Rp799,42 miliar.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M. menyampaikan beberapa sentimen yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG mulai dari domestik maupun global.
Di dalam negeri, rilis laporan keuangan tahunan beberapa emiten di tahun 2021 di pekan depan menurut Roger akan mempengaruhi pergerakan indeks.
Selain itu, pergerakan harga komoditas ungkapnya juga akan turut mempengaruhi IHSG di minggu keempat Februari 2022. Beberapa komoditas yang akan mempengaruhi diantaranya, nikel, batu bara, minyak sawit (crude palm oil/ CPO) dan minyak mentah.
Baca Juga
Sedangkan dari sisi global, sentimen yang akan mempengaruhi indeks masih terkait dengan prediksi kenaikan suku bunga oleh The Fed.
Berdasarkan sentimen di atas, Mirae Sekuritas pun memprediksi bahwa IHSG mencoba menembus level 7.000 dan memilih beberapa saham yang menarik.
“IHSG masih mencoba menembus level psikologis di 7.000 dan beberapa saham yang punya potensi diantaranya grup MNC seperti BCAP, IATA kemudian saham berbasis komoditi seperti ANTM dan ITMG dan AALI,” papar Roger kepada Bisnis, Jumat (18/2/2022).
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetio secara terpisah juga mengungkapkan hal serupa terkait dengan proyeksi pergerakan indeks pekan depan.
“Untuk proyeksi IHSG pekan depan, diprediksi akan cukup bergairah apalagi dengan indeks yang mencatatkan all time high dengan dana asing yang terus masuk,” ungkap Frankie kepada Bisnis, Jumat (18/2/2022).
Di sisi lain, dia menyampaikan bahwa investor kemungkinan akan kembali menantikan terkait isu kenaikan suku bunga The Fed di Amerika Serikat. Sentimen ini dapat membuat IHSG terkoreksi.
Mengenai rekomendasi saham pada pekan depan, Frankie mengatakan investor bisa mempertimbangkan saham-saham blue chip dan komoditas yang belum naik signifikan pada pekan ini seperti PTBA dan PGAS.
“ASII juga boleh dicermati dengan katalis penjualan mobil yang tumbuh 65 persen secara year on year (yoy) di Januari kemarin,” ungkap Frankie.
Sementara itu, menguatnya indeks pada pekan ini hingga menyentuh level tertingginya, disampaikan Frankie menunjukkan keyakinan investor di tengah situasi yang sulit diprediksi. Mulai dari lonjakan kasus harian Covid-19, ketegangan antara Ukraina dan Rusia, dan juga antisipasi kenaikan suku bunga oleh The Fed.
“Dengan rekor all time high baru IHSG sendiri di tengah situasi yang sulit diprediksi ini, mencerminkan bahwa para investor baik lokal maupun asing masih memiliki keyakinan akan pasar modal Indonesia,” ungkapnya.