Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) akan tambah pasokan menjadi 20 juta ton ke PT PLN setelah menanda tangani kerja sama terkait pasokan batu bara.
PTBA, PLN dan KAI telah meneken kerja sama jangka panjang. Ketiga perusahaan plat merah itu menandatangani Head of Agreement (HoA) sebagai dasar penyusunan kajian bersama sehubungan dengan kerja sama.
Direktur Pengembangan usaha PTBA Rafli Yandra mengatakan kerja sama itu akan menjadi pencapaian baru dalam hal sinergi BUMN. Dia berharap dapat memberikan kontribusi maksimal kelistrikan nasional.
“Ini sinergi yang positif, PTBA sebagai pemiliki sumber cadangan batu bara terbanyak siap memasok kebutuhan,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (17/2/2022).
Menurutnya perseroan akan meningkatkan pasokan emas hitam itu menjadi 20 juta ton ke PLN. Dengan begitu, perusahaan listrik negara tersebut bisa aman dalam hal pasokan bahan bakar.
Direktur Energi Primer PLN Hartanto Wibowo menambahkan kerja sama akan bersifat jangka panjang. “Sehingga sinergi yang dilaksanakan akan memberikan nilai tambah yang besar dan dirasakan manfaatnya,” ungkapnya.
Baca Juga
Adapun Direktur Niaga KAI Dadan Rudiansyah memastikan pihaknya akan menjaga pasokan bahan baku untuk pembangkit aman. “HoA ini merupakan suatu terobosan serta langkah yang baik dan diharapkan dapat terselenggara secepatnya,” katanya.
Di sisi lain, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menyebutkan bahwa musim hujan membawa dampak musiman bagi emiten batu bara lantaran bisa mempengaruhi produktivitas tambang menjadi lebih menurun.
“Dengan demikian pasokan global juga akan terpengaruh,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (15/2/2022).
Samuel Sekuritas memperkirakan supply crunch masih akan terjadi pada tahun ini, sehingga menahan harga batubara global tetap di level tinggi.
“Namun kami perkirakan tidak setinggi kuartal III/2021 lalu yang menyentuh di atas level US$200 per ton,” ungkapnya.
Adapun, kenaikan harga secara umum akan menguntungkan emiten batu bara. Namun secara khusus bagi emiten yang memiliki porsi ekspor besar seperti PT Adaro Energi Indonesia Tbk. (ADRO), PT Indika Energy Tbk. (INDY), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG).
“Kami juga masih positif terhadap PT Bukit Asam Tbk [PTBA] yang porsi ekspornya masih kuat serta potensi penambahan volume dari proyek-proyek strategisnya,” ungkap Dessy.