Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sehari Jelang Tutup, Penjualan ORI021 Tembus Rp24 Triliun

Total penjualan ORI021 telah menyentuh Rp24,2 triliun, tersisa Rp1,29 triliun dari target Rp25,5 triliun.
ilustrasi obligasi
ilustrasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA — Pemesanan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI021 telah mencapai Rp24 triliun sehari jelang penutupan masa penawaran.

Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Rabu (16/2/2022) sekitar pukul 13.00 WIB, total penjualan ORI021 telah menyentuh Rp24,2 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp1,29 triliun dari target Rp25,5 triliun.

Adapun, masa penawaran ORI021 telah dibuka sejak 24 Januari 2022 dan akan rampung pada 17 Februari 2022. Meski demikian, pemerintah dapat menutup masa penjualan lebih awal apabila targetnya telah terpenuhi.

Direktur SUN DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, pihaknya masih membuka kemungkinan penambahan kuota penjualan ORI021. Hal ini mengingat animo investor ritel yang cukup tinggi.

"Mengingat animo masyarakat yang masih cukup tinggi, dengan mempertimbangkan strategi pembiayaan APBN tahun 2022, masih dimungkinkan untuk menambah kuota utk penerbitan ORI021," katanya.

Deni menambahkan, penerbitan obligasi ritel juga masih dilakukan sesuai jadwal yang ada. Pemerintah belum akan melakukan perubahan rencana penjualan SBN ritel.

Sebelumnya, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menyebutkan, instrumen SBN ritel seperti ORI021 masih akan dicari oleh masyarakat. Menurutnya, dengan kupon sebesar 4,9 persen, ORI021 masih cukup menarik dikoleksi investor ritel mengingat suku bunga acuan yang rendah.

Instrumen ritel dinilai selalu menarik karena perbandingannya dengan suku bunga deposito yang trendnya akan tetap rendah seiring dengan likuditas perbankan yang masih melimpah.

Ia menjelaskan, ORI sebelumnya ditawarkan dengan kupon 4,95 persen mengingat kondisi suku bunga penjaminan LPS masih 4 persen dan suku bunga deposito sebesar 3,4 persen.

Sementara itu, suku bunga penjaminan LPS kini menurun menjadi 3,5 persen dan suku bunga deposito berada di kisaran 3 persen.

“Dari sisi bottom line, kupon 4,9 persen masih sangat menarik untuk investor ritel,” jelasnya.

Selain itu, dengan tenor ORI yang pendek, investor ritel juga bisa memitigasi risiko penurunan harga obligasi lebih besar. Hal tersebut dapat terjadi bila nantinya Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan.

Handy melanjutkan, penjualan ORI021 tidak akan berbeda jauh dengan seri pendahulunya. Hal ini mengingat tingkat kupon yang selisihnya tidak besar dengan seri ORI020 atau ORI019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper