Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dian Swastatika (DSSA) Gelar RUPS 21 Februari 2022, Caplok BHP Minerals

Rapat pemegang saham ini cukup penting bagi DSSA lantaran soal persetujuan rencana akuisisi 80 persen saham BHP Minerals Pty Ltd.
Ilustrasi. Karyawan PT DSSP Power Kendari, salah satu anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk di sektor kelistrikan./dssa
Ilustrasi. Karyawan PT DSSP Power Kendari, salah satu anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk di sektor kelistrikan./dssa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin, 21 Februari 2022.

RUPSLB tersebut semula dijadwalkan pada Rabu, 16 Februari 2022, tapi akhirnya ditunda. Rapat pemegang saham ini cukup penting bagi DSSA lantaran soal persetujuan rencana akuisisi 80 persen saham BHP Minerals Pty Ltd. (BHP) pada BHP Mitsui Coal Pty Ltd. (BMC).

“Informasi lebih lanjut terkait penyelenggaraan rapat akan diumumkan kemudian,” kata Sekretaris Perusahaan DSSA Susan Chandra dalam keterangn resmi, Selasa (15/2/2022).

Seperti diketahui, DSSA ingin menguasai BHP Minerals Pty Ltd dengan cara mengakuisisi seluruh saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd (Dampier) oleh anak usaha tidak langsung DSSA, Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC).

Dengan transaksi tersebut, perseroan ingin memberikan nilai tambah jangka panjang yang berkelanjutan bagi para pemegang saham. Sejalan dengan tujuan tersebut, perseroan mencari peluang bisnis potensial yang dapat menambah nilai ekonomis.

“Dengan mengakuisisi 80 persen kepemilikan saham BMC diharapkan rencana transaksi tersebut dapat memperkuat posisi DSSA sebagai salah satu pemain terkemuka dalam bisnis batu bara metalurgi di Asia dan Oseania yang dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham Perseroan,” jelas Susan sebelumnya.

BMC memiliki aset batu bara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia, yang terdiri atas tambang South Walker Creek dan Poitrel, dengan produksi gabungan sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan 171 juta ton, termasuk proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.

Aset tersebut terletak di dekat aset Stanmore yang saat ini telah ada, yang akan meningkatkan operasi kegiatan bisnis utama Stanmore di sektor pertambangan batu bara metalurgi. Hal ini sejalan dengan strategi investasi Stanmore untuk memperluas operasi yang ada dan memaksimalkan sinergi geografis dari infrastruktur yang ada.

Rencana transaksi ini dinilai akan meningkatkan produksi, total cadangan, rata-rata tertimbang umur tambang, dan arus kas Stanmore secara material.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper