Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Potensi Kenaikan Suku Bunga, Begini Prospek SBN Ritel 2022

Tingginya minat investor ritel terlihat dari penjualan obligasi ritel (ORI) seri ORI021 yang hingga hari ini telah menembus Rp21 triliun berdasarkan salah satu mitra distribusi.
Pialang berjalan di Gedung Bursa Efek Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian
Pialang berjalan di Gedung Bursa Efek Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Potensi return yang menguntungkan serta tren pemulihan ekonomi akan menjadi sentimen utama yang menopang minat investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) ritel di tengah potensi kenaikan suku bunga acuan.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan minat masyarakat terhadap instrumen SBN ritel akan tetap terjaga sepanjang 2022. Tren ini diyakini akan tetap berlanjut meski dibayangi potensi kenaikan suku bunga acuan.

Tingginya minat investor ritel terlihat dari penjualan obligasi ritel (ORI) seri ORI021 yang hingga hari ini telah menembus Rp21 triliun berdasarkan salah satu mitra distribusi daring.

Ia mengatakan, pergerakan suku bunga akan mempengaruhi kupon yang ditawarkan oleh pemerintah dalam SBN ritel. Kenaikan suku bunga akan turut mengerek naik kupon pada sebuah SBN ritel.

“Yang dicari investor ritel saat ini adalah return yang optimal. Dengan suku bunga yang berpotensi naik, maka return yang mereka dapatkan dari SBN ritel ini akan menarik,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin (14/2/2022).

Minat investor ritel juga akan ditopang dengan adanya insentif seperti pemotongan pajak. Dengan pemotongan pajak penghasilan (PPh) bunga obligasi menjadi 10 persen, return yang didapatkan investor tentunya akan semakin besar dibandingkan dengan instrumen sejenis lainnya seperti deposito.

Selain itu, minat investor ritel juga didukung oleh tren pemulihan ekonomi sepanjang tahun 2022. Ia menjelaskan, masyarakat cenderung mencari instrumen investasi ketimbang berbelanja mengingat kondisi perekonomian yang masih berada di tahap pemulihan.

“Dari sisi likuiditas pasar juga masih bagus, sehingga potensi serapan SBN ritel akan optimal,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper