Bisnis.com, JAKARTA – PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) bakal segera melakukan rights issue, menyusul aksi akuisisi tambang batu bara PT Bhakti Coal Resources (BCR) sebesar 99,33 persen.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan, unit usahanya akan mengubah kegiatan bisnis utamanya dari perusahaan transportasi udara menjadi bidang pertambangan batu bara.
Transaksi untuk akuisisi BCR akan menghabiskan dana senilai US$140 juta. Akuisisi itu meliputi dua perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan sudah berproduksi yakni BSPR can PMC, dari total sembilan perusahaan.
“Segera selesainya RUPS tadi, IATA akan melakukan rights issue untuk menyelesaikan seluruh rangkaian dari transaksi ini,” kata Hary dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).
Ke depan, selain menjadikan tambang batu bara sebagai bisnis utama, IATA berencana akan melakukan ekspansi pada bisnis inti ini.
“Produksi batu baranya akan ditingkatkan tahun ini 8 juta ton, tahun depan bisa meningkat lagi, dan bisnisnya akan dikembangkan end to end, termasuk trading, konstruksi, kontraktor, hauling, dan portnya sekalian,” kata Hary.
Baca Juga
Right Issue juga dilakukan melihat pendapatan IATA usaha sebesar US$7,2 juta pada September 2021. Meskipun naik 15 persen dibanding US$6,3 juta pada tahun sebelumnya. Akan tetapi, kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan berbagai beban usaha yang menghasilkan rugi bersih sebesar US$4,7 juta untuk periode sampai 30 September 2021, atau naik 118 persen dibanding rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumya sebesar US$2,1 juta.
“Mengingat industri penerbangan masih belum pulih, IATA meyakini ekspansi di bidang usaha baru menjadi solusi untuk memperbaiki nilai perusahaan. Memanfaatkan momentum yang timbul dari lonjakan harga komoditas batubara yang berkelanjutan dan permintaannya yang terus meningkat, IATA mengambil langkah strategis dengan merambah ke sektor energi, khususnya tambang batu bara,” jelas Hary.
Usai RUPS ini, di lantai bursa saham IATA berhasil melambung, naik 18,47 persen atau 29 poin ke 186. Secara year to date, harga saham IATA melambung 186,15 persen dan dalam setahun naik 272 persen.