Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap! 4 Perusahaan Teknologi Antre Mau IPO

BEI menyatakan hingga saat ini terdapat 26 perusahaan yang mau IPO dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp1,97 triliun. 4 di antaranya merupakan perusahaan teknologi.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia menyatakan ada 4 perusahaan teknologi yang segera menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. 

Dalam pipeline pencatatan saham IPO, BEI mencatat terdapat 4 perusahaan yang berasal dari sektor teknologi. Adapun total pipeline saat ini mencapai 26 perusahaan yang tengah mengantre.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyatakan hingga saat ini terdapat 26 perusahaan yang berniat IPO dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp1,97 triliun. Adapun 10 di antaranya merupakan perusahaan dengan skala asset besar karena berada di atas Rp250 miliar.

Namun mayoritas masih didominasi oleh 12 perusahaan dengan skala asset menengah dengan rentang Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar. Adapun 4 perusahaan memiliki asset kecil di bawah Rp50 miliar.

Rincian sektor calon emiten adalah sebagai berikut:

  • 4 Perusahaan dari sektor industrial.
  • 3 Perusahaan dari sektor konsumer non-cyclical.
  • 6 Perusahaan dari sektor konsumer cyclicals;
  • 4 Perusahaan dari sektor teknologi.
  • 1 Perusahaan dari sektor kesehatan.
  • 2 Perusahaan dari sektor energy.
  • 4 Perusahaan dari sektor properti & real estate.
  • 2 Perusahaan dari sektor infrastruktur.

Sebelumnya, Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat (LPP) BEI, Saptono Adi Junarso mengatakan terdapat lima pintu baru untuk bisa tercatat di Papan Utama maupun Papan Pengembangan. Hal itu terjadi setelah operator bursa melakukan revisi atas Peraturan Nomor I-A.1. tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas

Sebelumnya, calon emiten untuk bisa masuk papan utama harus membukukan laba usaha satu tahun terakhir dan net tangible asset (NTA) sebesar Rp100 miliar. Sementara untuk masuk papan pengembangan NTA Rp5 miliar atau laba usaha Rp1 miliar dan kapitalisasi pasar Rp100 miliar. Bisa juga dengan pendpatan Rp40 miliar dan kapitalisasi pasar Rp200 miliar.

Namun dengan revitalisasi peraturan masing-masing papan terbuka dengan lima persyaratan baru. Sapto mengatakan calon emiten bisa masuk papan utama dengan membukukan earning before tax (EBT) dan NTA lebih dari Rp250 miliar.

Lalu akumulasi EBT 2 tahun terakhir sebesar Rp100 miliar dan kapitalisasi pasar Rp1 triliun. Bisa juga dengan total asset Rp2 triliun dan kapitalisasi pasar Rp4 triliun. Adapun pintu terakhir melalui cash flow from operation (CFO) kumulatif 2 tahun Rp200 miliar dan kapitalisasi pasar Rp4 triliun.

Adapun pintu-pintu masuk papan pengembangan juga serupa namun dengan syarat keuangan yang lebih rendah dari papan utama. Sapto menambahkan saat ini ada 368 emiten dalam papan utama dan 388 dalam papan pengembangan sedangkan 15 emiten dalam papan akselerasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper