Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Terkoreksi, Investor Global Menanti Data Inflasi Amerika

Investor sekarang menunggu data inflasi AS, termasuk indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah di hadapan dolar AS pada Senin (7/2/2022) lantaran penguatan indeks dolar AS menjelang rilis data ekonomi Amerika.

Mengutip data Bloomberg pada 15.00 WIB, rupiah tertekan 12,5 poin atau 0,09 persen ke Rp14.392,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,03 persen ke 95,51.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa investor sekarang menunggu data inflasi AS, termasuk indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat

“Hasil yang kuat dapat meningkatkan taruhan kenaikan suku bunga The Fed pada Maret 2022,” tulisnya dalam riset harian, Senin (7/2/2022).

Sementara itu, saham Asia Pasifik sebagian besar turun pada Senin, dengan laporan pekerjaan AS yang kuat menenangkan pasar terkait pemulihan ekonomi global dari Covid-19. Seri acuan obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga berada di level tertinggi sejak Desember 2019 pada Jumat lalu.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa non-farm payrolls berada di 467.000 pada Januari, sedangkan tingkat pengangguran adalah 4 persen.

Sementara itu, ketegangan geopolitik di Eropa Timur juga mendukung safe-haven logam mulia. AS dan Rusia terus bentrok terkait Ukraina, dengan dua pejabat AS memperingatkan pada Sabtu bahwa Rusia memiliki sekitar 70 persen kekuatan tempur yang dibutuhkan untuk menyerang Ukraina.

Selanjutnya, dari sisi internal, pasar masih terus memantau perkembangan Program Pengungakapan Sukarela (PPS) atau Tax Amnesty Jilid II.

Selama pelaksanaannya Negara mengantongi sebesar Rp1,09 triliun per Minggu (6/2/2022). Setoran pajak penghasilan (PPh) itu berasal dari pengungkapan harta bersih senilai Rp10,23 triliun.

Selain itu, ekonomi Indonesia sepanjang 2021 mulai menunjukkan tren pemulihan setelah di 2020 mengalami tekanan berat akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia pada tahun 2021 tumbuh positif 3,69 persen secaar tahunan. Adapun, pada kuartal IV/2021, pertumbuhan ekonomi capai 5,02 persen secara tahunan, lebih tinggi dari proyeksi sejumlah analis 4,81 persen.

Sebelumnya, pada kuartal I/2021, ekonomi Indonesia terkontraksi 0,74 persen, kemudian mulai mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,07 persen pada kuartal kedua 2021. Pertumbuhan positif juga berlanjut pada kuartal III/2021 sebesar 3,51 persen, demikian juga di kuartal IV/2021 yang tumbuh 5,02 persen.

Untuk perdagangan besok, Selasa (8/2/2022), Ibrahim memproyeksikan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah direntang Rp14.370-Rp14.420 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper