Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dian Swastatika (DSSA) Tunda RUPS Hari Ini, Nasib Akuisisi BHP Minerals?

Pada RUPSLB ini, DSSA berencana meminta persetujuan para pemegang saham untuk akuisisi 80 persen saham BHP Minerals Pty Ltd. (BHP) pada BHP Mitsui Coal Pty Ltd. (BMC).
Ilustrasi. Karyawan PT DSSP Power Kendari, salah satu anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk di sektor kelistrikan./dssa
Ilustrasi. Karyawan PT DSSP Power Kendari, salah satu anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk di sektor kelistrikan./dssa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) sebelumnya dijadwalkan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, Senin (7/2/2022). 

Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten bersandi DSSA tersebut mengumumkan penundaan rencana RUPSLB.

“RUPSLB yang sebelumnya akan diselenggarakan pada Senin, 7 Februari 2022, ditunda penyelenggaraannya sampai dengan waktu yang akan ditentukan di kemudian hari oleh perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan DSSA Susan Chandra dalam keterbukaan, Senin (7/2/2022).

Pada RUPSLB ini, DSSA berencana meminta persetujuan para pemegang saham untuk akuisisi 80 persen saham BHP Minerals Pty Ltd. (BHP) pada BHP Mitsui Coal Pty Ltd. (BMC).

Aksi tersebut dilakukan dengan mengakuisisi seluruh saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd (Dampier) oleh anak usaha tidak langsung DSSA, Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC).

Dengan transaksi tersebut, perseroan bertujuan menjaga kepercayaan publik dan memberikan nilai tambah jangka panjang yang berkelanjutan bagi para pemegang saham. Sejalan dengan tujuan tersebut, perseroan mencari peluang bisnis potensial yang dapat menambah nilai ekonomis.

“Dengan mengakuisisi 80 persen kepemilikan saham BMC diharapkan rencana transaksi tersebut dapat memperkuat posisi DSSA sebagai salah satu pemain terkemuka dalam bisnis batu bara metalurgi di Asia dan Oseania yang dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham Perseroan,” jelas Susan sebelumnya.

BMC memiliki aset batu bara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia, yang terdiri atas tambang South Walker Creek dan Poitrel. Produksi gabungan sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan 171 juta ton, termasuk proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.

Aset tersebut terletak di dekat aset Stanmore yang saat ini telah ada, yang akan meningkatkan operasi kegiatan bisnis utama Stanmore di sektor pertambangan batu bara metalurgi. Hal ini sejalan dengan strategi investasi Stanmore untuk memperluas operasi yang ada dan memaksimalkan sinergi geografis dari infrastruktur yang ada.

Direksi Perseroan dan Stanmore juga berharap bahwa rencana transaksi ini akan meningkatkan produksi, total cadangan, rata-rata tertimbang umur tambang, dan arus kas Stanmore secara material.

“Kehadiran aset BMC juga akan mendiversifikasi produk dan 5 pembeli ke dalam portofolio Stanmore dan meningkatkan keberadaan Stanmore dalam pasar dengan pertumbuhan utama seperti India. Dengan terealisasinya rencana transaksi, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kinerja keuangan konsolidasi Stanmore dan perseroan di masa mendatang,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper