Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis (3/2/2022) pagi WIB, karena melemahnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Mengutip Antara, pelemahan dolar AS yang mendorong harga emas terjadi setelah laporan pekerjaan AS yang suram, mendukung permintaan terhadap logam mulia di tengah ketegangan yang memanas antara Rusia dan Barat atas Ukraina.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di Comex New York Exchange, naik US$8,8 atau 0,5 persen, menjadi US$1.810,30 per ounce. Ini merupakan penyelesaian kontrak teraktif tertinggi sejak 26 Januari, menurut data FactSet.
Harga emas masih bertahan di atas US$1.800 dan banyak hal yang berkaitan dengan imbal hasil obligasi pemerintah telah "terkuras" dan karena dolar masih mendekati posisi terendah setelah data penggajian (payrolls) swasta, kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
Sebuah laporan ketenagakerjaan dari ADP menunjukkan data penggajian swasta AS secara tak terduga turun pada Januari, menekan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah.
Memperkuat daya tarik emas, Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman pasukan tambahan ke Eropa timur atas ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina.
Baca Juga
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga tetap menjadi hambatan potensial karena hal itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa dan bank sentral Inggris (BOE) pada Kamis waktu setempat untuk isyarat tentang laju pengetatan kebijakan moneter dalam menghadapi inflasi yang melonjak.
"Penutupan jangka pendek yang berkelanjutan dan pembelian dengan harga murah" membantu harga emas, Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals, mengatakan dalam sebuah catatan.
"Indeks dolar AS yang merosot dan harga minyak mentah mencapai tertinggi tujuh tahun minggu ini adalah bullish di luar kekuatan pasar untuk pasar logam," tambah Wyckoff.
Lukman Otunuga, manajer analisis pasar di FXTM, menyampaikan emas kemungkinan akan mengeksploitasi kelemahan dolar untuk mendorong lebih tinggi, prospek jangka pendeknya tetap dipengaruhi oleh laporan pekerjaan AS pada Jumat (4/2/2022).
"Laporan pekerjaan yang kuat yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan dan upah yang kuat dapat memperkuat ekspektasi hawkish (Federal Reserve), menyeret harga emas lebih rendah karena dolar mendapatkan kembali kekuatannya," katanya.
Namun, jika laporan pekerjaan mengecewakan, ini bisa memberikan dorongan bagi harga emas, mengakibatkan kenaikan kembali ke US$1.831.