Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen emiten grup Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) menanggapi keluarnya saham perseroan dari konstituen indeks IDX SMC Composite.
Sekretaris Perusahaan Indonesia Kendaraan Terminal Sofyan Gumelar menuturkan adanya perubahan perhitungan free float tersebut membuat saham IPCC keluar dari konstituen IDX SMC Composite.
"Meski keluar dari perhitungan konstituen tersebut, hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fundamental perusahaan," urainya, Kamis (3/2/2022).
Manajemen menilai perubahan dalam suatu indeks umumnya berdasarkan shortlist yang ada sehingga bisa jadi ketika ada saham yang likuiditas maupun free float yang meningkat selama periode pengamatan, saham tersebut akan mengungguli saham lainnya.
Jika dibandingkan dengan pergerakan saham IPCC maka kemungkinan terdapat saham-saham lainnya yang likuiditas maupun free float meningkat di atas likuiditas maupun free float saham IPCC sepanjang periode pengamatan pada indeks IDX SMC Composite.
"Adanya perubahan ini dimungkinkan terdapat sejumlah pelaku pasar yang melakukan rebalancing dengan mengurangi porsi saham IPCC sehingga menyebabkan harga saham IPCC mengalami penurunan jelang akhir Januari 2022," katanya.
Meski saham IPCC keluar dalam konstituen indeks IDX SMC Composite namun, saham IPCC masih masuk dalam sejumlah indeks. Adapun indeks tersebut ialah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan indeks IDX-MES BUMN 17. Selain itu, IPCC masih tercatat di Papan Utama Bursa Efek Indonesia.
Perseroan berupaya menjaga kinerja fundamental dengan baik sehingga nilai perusahaan dapat terjaga.
"Melihat perkembangan sepanjang 2021, kinerja Perseroan dapat dikatakan telah membaik dibandingkan dengan kinerja 2020 karena terimbas pandemi Covid-19. Telah pulihnya kondisi makroekonomi yang dibarengi dengan kebijakan akomodatif dari Pemerintah, terutama pada industri otomotif memberikan dampak yang positif," katanya.
Terdepak dari Indeks IDX SMC Composite, IPCC Yakin Tak Pengaruhi Fundamental
Manajemen Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) menilai perubahan dalam suatu indeks umumnya berdasarkan shortlist yang ada sehingga bisa jadi ketika ada saham yang likuiditas maupun free float yang meningkat selama periode pengamatan, saham tersebut akan mengungguli saham lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rinaldi Mohammad Azka
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
13 jam yang lalu