Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu gugus tugas dalam presidensi G20 Indonesia yaitu Women in Business Action Council (WiBAC) akan membawa lima agenda ke dalam forum Presidensi B20 Indonesia.
Chair B20 Women in Business Action Council Ira Noviarti menjelaskan pandemi Covid-19 telah membawa hambatan tersendiri bagi kesetaraan gender di ekonomi dunia. Ira yang juga merupakan presiden direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menunjukkan tingkat kesenjangan partisipasi gender di dunia usaha yang telah menurun selama satu dekade terakhir kini kembali menunjukkan peningkatan.
“Kesenjangan ini terus dirasakan oleh pekerja perempuan, misalnya, representasi perempuan di posisi manajerial yang masih lebih sedikit dibanding laki-laki, kesenjangan besaran penghasilan antara perempuan dan laki-laki, serta minimnya peraturan terkait kekerasan terhadap perempuan. Diperlukan rekomendasi dan kebijakan yang bisa diterapkan secara terstruktur untuk menjembatani kesenjangan tersebut,” jelas Ira dalam wawancara eksklusif di Jakarta, Selasa (26/1/2022).
Dengan gugus tugas Women in Business Action Council, Ira menyampaikan bersama dengan 151 anggota dari 26 negara dan 19 industri berbeda nantinya akan memberikan masukan dan rekomendasi kebijakan yang bisa diaplikasikan di banyak negara selama Presidensi B20 Indonesia.
Adapun, keterlibatan perempuan di dalam ekonomi terbukti membawa banyak manfaat. Ira menyampaikan keterlibatan perempuan di dunia usaha dapat mengerek ekonomi global sebesar US$2,5 triliun - US$5 triliun. Ditambah dengan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki di dunia usaha, pertumbuhan PDB global diperkirakan bisa meningkat hingga US$28 triliun.
Di sisi lain, kekerasan terhadap perempuan justru merugikan ekonomi global bahkan mencapai US$1,5 triliun atau setara dengan 2 persen dari PDB global.
Baca Juga
“Namun, meski telah banyak bukti bahwa kesetaraan gender merupakan hal yang penting dan memiliki peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi global, tidak dapat dipungkiri bahwa nyatanya dalam ekonomi global, peran perempuan tetap kurang terwakili,” tutur Ira.
Dengan menghimpun masukan dari seluruh anggota WiBAC dan mempelajari kondisi di beberapa negara di dunia baik negara maju maupun berkembang, Ira menyampaikan bakal ada lima usulan prioritas yang akan disampaikan ke forum, yaitu:
1.Mempercepat ketersediaan infrastruktur pendukung bagi pengusaha dan UMKM perempuan. Action Council akan mengidentifikasi dan menetapkan faktor ekosistem penting untuk membuka akses bagi perempuan ke bidang keuangan, hukum, serta bantuan teknis kewirausahaan lainnya
2. Membangun kembali, dan memperkuat ketahanan bisnis yang dipimpin perempuan melalui kerja sama lintas batas, dengan cara mengembangkan jaringan bisnis perempuan secara global untuk menstimulasi knowledge-sharing dan investasi lintas batas untuk bisnis yang dijalankan perempuan.
3. Membangun kemampuan digital tenaga kerja perempuan. Selain membekali perempuan dengan keterampilan di bidang Science, Technology, Mathematics (STEM), WIBAC juga akan membahas mengenai peningkatan dan akselerasi akses bagi perempuan ke berbagai keterampilan digital.
4. Membangun fondasi yang mendorong partisipasi dan kepemimpinan tenaga kerja yang adil dengan cara memperkuat skill kepemimpinan perempuan, meningkatkan keamanan kerja bagi pekerja perempuan di sektor perekonomian informal, menetapkan mekanisme pemantauan isu gender.
5. Memberantas kekerasan berbasis gender di tempat kerja melalui pengembangan kebijakan, strategi dan pendekatan sistematis untuk mencegah kekerasan berbasis gender, hingga pemberian bantuan kepada korban kekerasan gender di tempat kerja.