Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi tertahan di zona merah pada perdagangan Selasa (25/1/2022).
Kemarin (24/1/2022), IHSG ditutup melemah 71 poin atau 1,06 persen menjadi 6.655. Sektor teknologi, finansial, infrastruktur, material dasar, consumer noncylicals, industrial, consumer cyclicals, kesehatan, properti & real estate bergerak negatif dan mendominasi penurusan IHSG. Investor asing di seluruh pasar membukukan penjualan bersih Rp6,2 miliar.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan berdasarkan analisa teknikal, pihaknya melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan diperdagangkan pada 6.611-6.713.
“Kenaikan harga komoditas dalam beberapa bulan terakhir memicu naiknya inflasi pada negara maju. Ini juga menjadi kekhawatiran terkait pemulihan ekonomi yang belum merata pada beberapa negara,” kata Nico dalam riset harian, Selasa (25/1/2022).
Menurutnya, kenaikan inflasi akan menjadi perhatian global sepanjang 2022. Sejumlah negara bahkan berpotensi mencatatkan kenaikan inflasi yang signifikan, dengan pandemi Covid-19 yang menjadi motor utama.
Bank sentral di sejumlah negara berpotensi meningkatkan suku bunga sebagai dampak dari kenaikan permintaan yang tertekan selama 2021. Dari awal pandemi Covid-19 hingga tahun lalu permintaan menurun, kemacetan transportasi dan logistik meningkatkan biaya produksi.
Baca Juga
“Sehingga saat pembatasan sosial melonggar permintaan langsung melonjak dan memengaruhi inflasi,” jelasnya.
Bank Sentral Amerika bersiap menaikkan suku bunga pada paruh pertama 2022 yang dapat menyebabkan imbal hasil treasury lebih tinggi, nilai tukar dolar menguat, sehingga berpotensi menarik aliran modal dari pasar negara berkembang.
“Kami juga menilai terdapat sejumlah tekanan rupiah selama beberapa bulan terakhir, tetapi sejauh ini pergerakan rupiah masih dapat bertahan dengan baik meskipun terdapat percepatan normalisasi kebijakan Amerika Serikat,” jelasnya.
Hari ini, Pilarmas Sekuritas merekomendasikan investor untuk mencermati saham INKP dengan target support dan resistensi masing-masing pada 7.400-8.600, AKRA pada 760-845 dan ESSA pada 430-498.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.