Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas instrumen reksa dana pada pekan ketiga Januari 2022 mencatatkan kinerja minus, meski terdapat kenaikan indeks acuan baik di pasar saham maupun surat utang.
Berdasarkan laporan mingguan Infovesta yang dirilis Senin (24/1/2022), pada periode 14 Januari 2022 hingga 21 Januari 2022, kinerja instrumen reksa dana bergerak dalam rentang minus 0,20 persen hingga 0,06 persen.
“Hanya saja kenaikan indeks acuan baik di pasar saham maupun surat utang tidak berpengaruh pada kinerja reksa dana,” tulis Infovesta dalam laporannya, Senin (24/1/2022).
Infovesta menuliskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 0,29 persen dalam sepekan lalu yang ditopang oleh melesatnya sektor energi hingga 5,21 persen.
Di mana harga komoditas minyak sawit (crude palm oil/ CPO) melambung dan izin ekspor batu bara untuk emiten yang telah memenuhi DMO menjadi sentimen penggerak sektor energi tersebut.
Selain itu, indeks acuan obligasi turut mengalami kenaikan tipis. Tercatat, indeks acuan obligasi pemerintah (IGBI) naik 0,06 persen dan obligasi korporasi (ICBI) mengalami pertumbuhan hingga 0,07 persen.
Baca Juga
Di tengah penguatan indeks acuan tersebut, mayoritas kinerja reksa dana mengalami penurunan. Adapun reksa dana saham menjadi instrumen yang mengalami penurunan terdalam dalam sepekan yaitu 0,20 persen, lalu reksa dana campuran turun 0,07 persen, dan reksa dana pendapatan tetap turun 0,02 persen.
Sementara itu, satu-satunya yang mencatatkan pertumbuhan relatif stabil adalah reksa dana pasar uang yang naik 0,06 persen di minggu lalu.
Kinerja negatif ini juga terlihat pada kinerja sepanjang tahun 2022, yang dipimpin oleh pelemahan reksa dana saham hingga 0,54 persen, berikutnya reksa dana pendapatan tetap yang turun 0,17 persen, dan reksa dana campuran yang turun 0,04 persen.
Instrumen reksa dana pasar uang seperti yang disebutkan mengalami pertumbuhan stabil, sehingga sepanjang tahun tercatat telah naik 0,16 persen, meski mencetak kinerja yang sejajar dengan indeks acuannya yaitu Tingkat Bunga Penjaminan atau LPS Rate.
Di sisi lain Infovesta juga mengulas terkait rilis terbaru Bank Indonesia yang bersiap melakukan pengetatan likuiditas yang dimulai dengan menaikkan kembali Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan pada akhir kuartal I/2022.
Beralih ke instrumen reksa dana syariah dalam sepekan, mayoritas instrumennya justru mencatatkan kinerja positif. Di mana reksa dana saham syariah memimpin kinerja dengan naik 0,09 persen.
Kemudian diikuti reksa dana pendapatan tetap syariah yang naik 0,07 persen, dan reksa dana pasar uang syariah yang naik 0,05 persen. Sedangkan untuk reksa dana campuran syariah mengalami pelemahan kinerja dalam sepekan sebesar 0,18 persen.