Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Dana Kelolaan Reksa Dana 2022 Masih Bisa Tumbuh, Apa Saja Pendongkraknya?

Investor masih perlu waspada meski prospek kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini cukup baik serta masih ada potensi risiko inflasi. 
Ika Fatma Ramadhansari
Ika Fatma Ramadhansari - Bisnis.com 09 Januari 2022  |  21:00 WIB
Dana Kelolaan Reksa Dana 2022 Masih Bisa Tumbuh, Apa Saja Pendongkraknya?
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Manajer Investasi mengungkapkan bahwa prospek dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana di 2022 secara umum cukup solid meski investor tetap perlu waspada. 

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengungkapkan bahwa terdapat beberapa sentimen positif yang mendukung prospek pertumbuhan dana kelolaan di tahun ini seiring dengan adanya potensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

“Dengan berbagai tantangan di tahun 2021 dana kelolaan industri masih ada kenaikan sedikit, seharusnya di tahun 2022 ini prospek pertumbuhan dana kelolaan reksa dana secara umum cukup solid,” papar Guntur saat dihubungi, akhir pekan lalu. 

Guntur menilai, Indonesia saat ini sudah mulai siap membuka kembali aktivitas kegiatan ekonomi ditambah dengan jumlah kasus Covid-19 saat ini lebih terkontrol dibandingkan dengan kuartal III/2021. 

Semua hal tersebut menurutnya akan menopang pertumbuhan domestik yang lebih kuat serta menambahnya kepercayaan investor serta minat investor untuk berinvestasi di reksa dana. 

Kendati demikian, Guntur tetap mengingatkan bahwa investor masih perlu waspada meski prospek kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini cukup baik, masih ada potensi risiko inflasi. 

Selain itu jelasnya, investor juga perlu mewaspadai penyebaran varian Covis-19 Omicron. Di mana kedua hal di atas dapat mengakibatkan peningkatan volatilitas pasar dan kemudian berpengaruh negatif terhadap pasar. 

“Dan di luar itu [sentimen negatif] juga mungkin kebijakan The Fed untuk melakukan tapering lebih cepat dan skala percepatan menaikan tingkat suku bunga,” jelasnya. 

Di Pinnacle Persada Investama sendiri, Guntur menyampaikan bahwa pada tahun 2021 mampu mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga 25 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dia berharap bahwa di tahun ini, 2022 perusahaan masih mampu tumbuh double digit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

IHSG saham reksa dana Virus Corona Covid-19
Editor : M. Nurhadi Pratomo

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top