Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) diprediksi bertumbuh pada 2022 seiring dengan masih moncernya industri kesehatan.
Dalam laporan bertajuk Market Outlook 2022: Healthcare Sector, PT Ciptadana Sekuritas Asia menyebutkan kinerja sektor kesehatan di Indonesia cenderung bertumbuh di tahun 2022. Hal tersebut didorong oleh berbagai faktor positif, seperti permintaan terhadap layanan dan produk kesehatan yang terus meningkat.
Dari sisi suplai pasar Indonesia masih kurang terpenetrasi. Menurut data Bank Dunia, rasio tempat tidur rumah sakit di Indonesia untuk setiap 1.000 penduduk hanya 1,2 kali, lebih rendah dari Singapura 2,3 kali, dan Korea Selatan 12,27 kali.
"Rasio dokter untuk setiap 1.000 penduduk hanya 0,4 kali, lebih rendah dibandingkan negara lain," papar Ciptdana Sekuritas.
Dari sisi permintaan, belanja kesehatan juga masih rendah, yaitu sebesar 2,9 persen dari PDB, lebih rendah dari rata-rata negara-negara dengan tingkat pendapatan rendah sebesar 6,1 persen dari PDB, dan juga lebih rendah dari rata-rata negara-negara Asia Timur Pasifik dengan 7,4 persen dari PDB.
"Bahkan dengan pengeluaran perawatan kesehatan yang rendah saat ini, sebagian besar rumah sakit swasta sudah penuh sesak dan menguntungkan, yang menyiratkan peluang pertumbuhan yang sangat besar. Oleh karena itu, kami percaya, masih banyak ruang untuk perbaikan di sektor kesehatan Indonesia,” jelas Ciptadana Sekuritas.
Baca Juga
Ciptadana Sekuritas Asia juga memperkirakan salah satu emiten sektor healthcare yang dapat meningkatkan performa pada tahun 2022 adalah PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO).
SILO diprediksi mencatatkan pendapatan Rp9,77 triliun dan laba Rp722 miliar pada tahun 2022, meningkat dari proyeksi pendapatan pada tahun 2021 yang sebesar Rp8,12 triliun dengan laba bersih Rp622 miliar.
Pertumbuhan kinerja SILO tentunya berdampak positif terhadap PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) sebagai induk usaha dan pemegang saham utama SILO sebesar 55,4 persen.
Komisaris Utama SILO sekaligus CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa LPKR melalui SILO berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia.
"Industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi untuk mewujudkan misi kami yaitu memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia," tegasnya.
Saat ini, SILO mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Jaringan SILO telah memiliki 2.700 dokter umum dan spesialis, serta lebih dari 15.000 perawat dan staf pendukung.