Bisnis.com, JAKARTA – Manajer investasi mengungkapkan pada 2022 kondisi pasar masih volatil. Oleh karena itu, instrumen reksa dana campuran bisa menjadi salah satu pilihan investasi.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga meyakini bahwa reksa dana campuran akan memiliki kinerja yang baik di tahun ini seiring dengan optimismenya terhadap kinerja pasar saham.
“Proyeksi pasar yang optimis kami landaskan pada 3 hal yang utama. Yang pertama adalah roda ekonomi kita yang kembali bergerak pasca pelonggaran PPKM di akhir tahun lalu,” ungkap Antony kepada Bisnis, Selasa (18/1/2022).
Selanjutnya Antony menyampaikan bahwa harga komoditas yang tinggi adalah multiplier yang positif untuk ekonomi di Tanah Air dalam enam hingga sembilan bulan ke depan. Menurutnya, semakin lama harga komoditas bertahan di level yang tinggi, semakin baik dampaknya untuk perekonomian domestik.
Kemudian ungkapnya adalah pada 2022 akan banyak perusahaan new economy yang akan melakukan aksi pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO)dan hal tersebut dipercaya akan menarik atensi dari investor-investor asing.
Antony berpendapat, perusahaan new economy yang akan IPO akan memulai proses dominasi mereka di bursa Indonesia dalam satu dekade ke depan. Sama halnya ketika perusahaan new economy di Amerika mulai tampil di akhir tahun 1990-an dan mendominasi indeks negeri Paman Sam tersebut hingga sekarang.
Baca Juga
“Kami yakin hal yang sama akan terulang di pasar Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, Antony mengungkapkan bahwa tahun ini pasar domestik akan menghadapi tantangan seperti kemungkinan gelombang ketiga pandemi Covid-19. Kemudian dampak dari tapering off oleh Federal Reserve pada tahun lalu.
Oleh karena itu, Antony juga mengungkapkan bahwa pasar akan cenderung volatile terutama pada paruh pertama tahun ini dan menyampaikan bahwa reksa dana campuran menjadi instrumen yang tepat untuk diinvestasikan.
Menghadapi berbagai sentimen tersebut, Trimegah papar Antony telah meracik beberapa strategi untuk produk reksa dana campuran maupun produk lainnya.
“[Strategi meracik produk Trimegah] selalu dimulai dengan pembentukan universe investasi yang disetujui oleh tim kami. Saham-saham maupun obligasi yang masuk ke universe investasi selalu diskrining menggunakan metode yang konsisten yang juga mempertimbangkan likuiditas instrumen tersebut,” jelasnya.
Setelah itu, dia juga menyampaikan bahwa perusahaan melakukan analisa lebih lanjut dari segi fundamental dengan mempertimbangkan laporan keuangan, valuasi, kredibilitas manajemen, dan juga faktor eksternal dari industri dan global sebelum memutuskan untuk membeli saham atau obligasi tersebut untuk produk reksa dana Trimegah.
Tidak lupa juga batasan portofolio dan kebijakan investasi masing-masing reksa dana juga menjadi pertimbangannya sebelum melakukan pembelian instrumen dan juga penentuan besaran investasinya.
Di tahun 2021, Trimegah mencatatkan kinerja di atas rata-rata instrumen reksa dana campuran yaitu dalam rentang 5,8 persen hingga 24,5 persen. Sementara, instrumen reksa dana dalam data Infovesta mencatatkan return sebesar 4,94 persen secara year to date (ytd).