Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi berbasis energi terbarukan PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) masih mencatatkan laporan keuangan negatif sampai dengan kuartal III/2021 dibandingkan dengan setahun penuh 2020.
Direktur Keuangan TGRA Daniel Tagu Dedo menyebutkan berdasarkan laporan keuangan perusahaan sampai dengan kuartal III/2021 pendapatan perusahaan sebesar Rp12,09 miliar, turun dari pendapatan senilai Rp12,42 miliar pada setahun penuh 2020.
Sementara itu, laba kotor naik ke Rp8,21 miliar pada tiga kuartal 2021, naik dari laba kotor Rp3,9 miliar pada 2020. Adapun, beban usaha juga turun drastis dari Rp24,26 miliar menjadi 6,08 miliar.
Secara total, sampai dengan kuartal III/2021 perusahaan masih mencatat kerugian Rp378 juta, dari tahun sebelumnya sempat laba sampai dengan Rp4,6 miliar.
“Ini karena ada penghapusan piutang pada anak usaha dari pemegang saham pengendali. Jadi kerugian perusahaan diambil alih oleh pemegang saham pengendali untuk memperbaiki performa perseroan,” jelas Daniel dalam paparan publik, Jumat (14/1/2022).
Ke depan, untuk meningkatkan pendapatan dan laba perseroam akan terus menjalankan bisnis yaitu maintenance dari pembangkit yang ada.
Baca Juga
“Kami ada kerja sama dengan PLN untuk maintenance pembangkit listrik PLN, yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama, sambil menunggu selesainya konstruksi dan COD dari tiga proyek pertama kami yang ditargetkan beres 2023,” papar Daniel.
Adapun, tiga proyek yang sedang digarap ada pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Sisira, PLTMH Batang Toru-3, dan PLTMH Batang Toru-4. Ketiga proyek ini akan menelan biaya dari anggaran belanja modal senilai US$69 juta.