Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan untuk menambah kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dalam 10 tahun ke depan menjadi mayoritas atau 51,6 persen. Target ini tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2021-2030.
Rencana ini disambut positif oleh PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA). Direktur Keuangan TGRA Daniel Tagu Dedo mengatakan, pihaknya melihat pemerintah sangat peduli mengembangkan EBT di Tanah Air.
"Terregra sangat gembira menanggapi RUPTL 2021-2030, di mana pemerintah sangat concern untuk mengembangkan EBT di Indonesia," kata Daniel kepada Bisnis, Selasa (5/10/2021).
Untuk tahap awal, lanjutnya, pihaknya ingin menyelesaikan pembangunan pembangkit hidro berkapasitas 510,8 MW. Dia menuturkan, pembangunan pembangkit tersebut sudah bisa dimulai tahun ini. Pihaknya berharap proyek ini bisa diselesaikan dalam 5 tahun, sampai 2025.
"Pembangkit hidro itu terdiri dari tujuh proyek, lima mini hydro dan dua large hydro," ucapnya.
Daniel menuturkan, total investasi yang dibutuhkan TGRA untuk menyelesaikan ke tujuh proyek ini sebesar Rp12,5 triliun. Akan tetapi, pihaknya tengah berupaya menekan investasi tersebut agar bisa berada di bawah angka Rp12 triliun.
Baca Juga
Sebagai informasi, lima pembangkit tenaga listrik mini hidro (PLTMH) yang tengah dikerjakan Terregra berkapasitas 43,8 MW. Sebanyak tiga PLTMH ditargetkan commercial on date (COD) pada Desember 2022.
PLTMH tersebut adalah PLTMH Batang Toru-3 kapasitas 10 Mega Watt (MW), PLTMH Batang Toru-4 kapasitas 10 MW, dan PLTMH Sisira berkapasitas 9,8 MW.
Sementara, dua PLTMH lainnya ditargetkan COD pada September 2023. PLTMH tersebut adalah PLTMH Raisan 1 berkapasitas 7 MW, dan PLTMH Raisan 2 kapasitas 7 MW.
Adapun dua Large Hydro Power Plant (LHPP) perseroan berada di Aceh, dengan total kapasitas 467 MW. Dua LHPP ini memiliki nilai investasi Rp11 triliun.