Bisnis.com, JAKARTA – Pemulihan ekonomi pascapandemi dinilai bakal turut membantu pemulihan sektor properti. Dengan ini, PT Ciptadana Sekuritas Asia memberikan peringkat overweight untuk sektor properti pada 2022.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa menyebutkan, pada 2022 penjualan perumahan akan pulih pascapandemi, setelah mengalami kontraksi yang cukup dalam pada 2020 pada semua tipe hunian, terutama rumah berukuran besar.
Selain Covid-19, hambatan utama penjualan properti saat pandemi juga meliputi harga bahan bangunan yang lebih tinggi, masalah perizinan/birokrasi, suku bunga pinjaman perumahan yang tinggi, persyaratan uang muka yang besar, dan masalah pajak.
Kemudian, muncul tanda-tanda awal pemulihan, terlebih pada permintaan di ruang ritel yang disewa mulai awal tahun 2021 didukung oleh permintaan yang lebih besar di segmen hotel dan kontraksi yang lebih kecil.
Hal itu mempengaruhi kinerja apartemen sewaan, sejalan dengan penggunaan hotel dan apartemen sewaan untuk protokol karantina isolasi mandiri dan petugas kesehatan.
“Peningkatan tersebut juga didorong oleh convention hall seiring permintaan MICE yang mulai bermunculan. Ada tanda-tanda awal membaiknya permintaan di ruang ritel sewaan karena aktivitas publik di pusat perbelanjaan mulai kembali, meskipun masih di bawah level prapandemi,” ungkap Yasmin dalam riset, dikutip Kamis (13/1/2022).
Baca Juga
Dengan adanya sejumlah katalis positif untuk sektor properti pada 2022, Ciptadana Sekuritas mempertahankan rating overweight untuk sektor properti.
“Saham properti sebagian besar undervalued dengan sebagian besar diperdagangkan di bawah diskon rata-rata 5 tahun terakhir mereka untuk NAB. Kami memilih LPKR, BSDE, dan SMRA sebagai pilihan utama kami setelah penjualan pemasaran yang solid dilakukan pada 2021,” ujarnya.
Saham LPKR, BSDE, dan SMRA direkomendasikan beli dengan target harga masing-masing di Rp200, Rp1.390, dan Rp1.110.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.