Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenggelam Lawan Dolar AS, Rupiah Berakhir Melemah ke Rp14.323

Mayoritas mata uang Asia termasuk rupiah melemah pada hari ini melawan kekuatan dolar AS.
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi cukup dalam pada perdagangan Rabu (12/1/2022).

Mengutip data Bloomberg, Rabu (12/1/2022) mata uang Garuda turun 0,14 persen atau 19,5 poin ke Rp14.323,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat menguat 0,02 persen ke 95,64.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya seperti yen Jepang juga melemah 0,10 persen, peso Filipina melemah 0,09 persen, rupee India melemah 0,11 persen dan baht Thailand melemah 0,23 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, saat ini investor mengalihkan fokus mereka ke data inflasi AS untuk petunjuk kenaikan suku bunga AS setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menetapkan nada yang kurang hawkish dan menegaskan bahwa bank sentral akan mengatasi inflasi.

“Pada sidang Komite Perbankan Senat untuk masa jabatan kedua sebagai ketua Fed, Powell mengatakan The Fed membutuhkan waktu beberapa bulan untuk memutuskan penurunan neraca US$9 triliun, selain itu, juga akan memastikan inflasi yang tinggi tidak terlalu kuat,” tulisnya dalam riset harian.

Sidang Komite Perbankan Senat untuk calon wakil ketua Fed Lael Brainard akan berlangsung pada Kamis (13/1/2022) waktu setempat. Pejabat The Fed termasuk Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker, dan Presiden Fed Chicago Charles Evans juga akan berbicara pada hari yang sama.

Seri acuan 10-tahun obligasi pemerintah AS sempat turun karena investor telah melihat kenaikan suku bunga sebagai dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Imbal hasil mencapai 1,808 persen pada Senin 10 Januari 2022, tertinggi sejak 21 Januari 2020.

Di Asia Pasifik, data China yang dirilis pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) berkontraksi 0,3 persen secara bulanan (month to month/mtm), namun tumbuh 1,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan indeks harga produsen (PPI) tumbuh 10,3 persen yoy pada Desember.

“Investor sekarang menunggu CPI AS dan Fed Beige Book di kemudian hari. Sementara itu, data PPI akan menyusul pada Kamis,” jelasnya.

Dari sisi internal, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat harta bersih yang dilaporkan dalam Program Pengungkapan Sukarela (PPS) naik Rp350 miliar dalam sehari menjadi Rp1,39 triliun dari Rp1,04 triliun, per 10 Januari 2022.

Nilai tersebut terdiri atas laporan harta bersih dalam negeri dan repatriasi sebesar Rp1,19 triliun, harta yang diinvestasikan dalam Surat Berharga Negara sebesar Rp73,65 miliar, dan harta di luar negeri sebesar Rp129,48 miliar.

Sedangkan, pelapor yang tercatat telah mencapai 2.850 Wajib Pajak dengan nilai Pajak Penghasilan (PPh Final) sebesar Rp167,01 miliar.

Selain itu, muncul informasi negatif tentang varian Omicron yang terus mengalami peningkatan bahkan Pemerintah memprediksi puncak kasus Omicron di Indonesia terjadi awal Februari mendatang. Kasus Omicron di Jakarta diperkirakan bisa capai 21 ribu dalam satu hari.

Untuk perdagangan Kamis (13/1/2022), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.300 - Rp14.350 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper