Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah katalis di sektor properti seperti insentif dari pemerintah, rendahnya suku bunga, dan tinginnya permintaan berpotensi mengerek kinerja emiten terkait.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) John Riady memandang optimis sektor properti pada tahun 2022, setelah mengalami pemulihan signifikan pada tahun lalu. Pertumbuhan positif sektor properti tahun ini tak luput dari sejumlah faktor, seperti insentif dari pemerintah, suku bunga rendah, dan tingginya permintaan rumah tapak oleh segmen milenial.
“Industri properti memiliki prospek cerah untuk pertumbuhan berkesinambungan. Ke depan sektor properti masih sangat prospektif mengingat rasio kepemilikan rumah yang masih rendah di Indonesia," paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (12/1/2022).
Menurut John, pendapatan per kapita masyarakat yang semakin meningkat dan kemudahan fasilitas perbankan untuk pembiayaan kepemilikan rumah dengan bunga yang terjangkau membuat bisnis properti juga semakin bertumbuh.
LPKR tentunya akan terus menciptakan produk yang lebih inovatif untuk mendorong kepemilikan rumah bagi generasi selanjutnya. Dia pun meyakini pada tahun 2022 sektor properti akan bangkit.
Sepanjang 9 bulan pertama tahun 2021, pendapatan naik LPKR 44 persen (year on year) menjadi Rp10,95 triliun dan Ebitda naik sebesar 84 persen, seiring dengan pertumbuhan bisnis yang baik dalam pengembangan properti dan layanan kesehatan.
Baca Juga
Dalam laporan bertajuk Market Outlook 2022: Property Sector, PT Ciptadana Sekuritas Asia menyebutkan pasar properti akan bertumbuh pada tahun 2022.
Hal tersebut ditopang oleh rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang berada di level 3,5 persen, yang membuat suku bunga KPR tetap rendah sehingga meningkatkan permintaan properti residensial pada tahun ini.
Di samping itu, BI juga memperpanjang insentif uang muka (DP) 0 persen dan pemberian kredit atau pembiayaan properti dengan rasio loan to value (LTV) hingga 100 persen sampai 31 Desember 2022.
"Rendahnya suku bunga membuat permintaan KPR meningkat dan mayoritas konsumen properti atau sekitar 75 persen menggunakan KPR untuk pembelian. Dengan demikian, pasar properti kembali bangkit pada tahun 2022," paparnya.
Ciptadana Sekuritas memandang overweight terhadap sektor properti. Salah satu emiten yang akan menunjukkan penjualan yang solid LPKR.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa juga memprediksi LPKR mampu menumbuhkan pendapatan menjadi Rp17,1 triliun pada tahun 2022, dengan perolehan laba bersih sebesar Rp233 miliar.