Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022). Rupiah menguat 0,06 persen terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, per pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.290, naik 9 poin atau 0,06 persen dari level penutupan sebelumnya yakni Rp14.299 per dolar AS.
Di sisi lain, indeks spot dolar AS terpantau melemah di level 95,90. Pada awal perdagangan indeks tersebut turun 0,08 poin atau 0,09 persen.
Direktur MMC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan rupiah hari ini akan bergerak pada rentang Rp14.240 sampai dengan Rp14.375.
Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dari domestik pelaku pasar optimistis pemerintah akan berhasil mendapatakan dana segar dari Program Pengungkapan Sukarela (PPS) atau tax amnesty jilid II. Adapun, program tersebut sudah dijalankan sejak awal tahun ini.
“Setelah berlaku, ternyata banyak wajib pajak yang langsung memanfaatkan program ini. Terbukti, baru hari ke lima berjalan sudah ada lebih dari 1.000 wajib pajak yang mengungkapkan kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi selama ini,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (10/1/2021).
Baca Juga
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menunjukkan hingga 5 Januari 2021 menunjukkan terdapat 1.024 wajib pajak yang memanfaatkan program tax amnesty pada awal tahun ini dengan total nilai harta bersih mencapai Rp559,51 miliar.
Tax amnesty jilid II akan berlangsung selama enam bulan mulai dari 1 Januari hingga 30 Juni 2022.
Sementara itu, nilai Pajak Penghasilan (PPh) final yang sudah terkumpul dan masuk ke penerimaan negara sebesar Rp67,79 miliar. Ini terdiri dari deklarasi dalam dan luar negeri serta investasi di Surat Berharga Negara (SBN).
Sementara dari eksternal, Ibrahim menjelaskan bahwa dolar AS menguat karena dukungan para trader yang bertaruh data inflasi AS dan komentar pejabat Federal Reserve akan mendukung kenaikan suku bunga.
Adapun, imbal hasil Treasury AS melonjak pekan lalu menyusul sikap Bank Sentral AS yang hawkish dalam risalah dari pertemuan Desember 2021.