Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Melemah 2 Hari Beruntun, Asing Masih Net Buy Rp1,04 Triliun

Tercatat, 135 saham menguat, 426 saham melemah dan 128 saham diperdagangkan stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB IHSG parkir pada posisi 6.647,97 atau turun 0,64 persen. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.636,5 - 6.727,76.

Tercatat, 135 saham menguat, 426 saham melemah dan 128 saham diperdagangkan stagnan. Investor asing tercatat masih membukukan aksi net foreign buy Rp1,04 triliun.

Saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) menjadi top losers teratas dengan koreksi 6,94 persen ke harga Rp402. Menyusul di belakangnya adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dengan koreksi masing-masing sebesar 6,9 persen dan 6,72 persen.

Investor asing tercatat membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp459,5 miliar, atau yang terbanyak pada hari ini. Menyusul dibelakangnya adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) senilai Rp80,9 miliar dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebesar Rp65,7miliar.

Sebelumnya, Analis Teknikal NH Korindo Sekuritas Dimas Pratama mengungkapkan bursa Wall Street ditutup mixed pada perdagangan (10/1/2022) waktu setempat, dengan S&P 500 dan DJI melemah, sementara Nasdaq menguat tipis.

Sektor teknologi yang sempat tertekan karena ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, terlihat mulai membukukan rebound di akhir sesi. Adapun beberapa bank besar AS kini memproyeksikan the Fed untuk menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali di tahun ini.

"Di sisi lain, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melonggarkan ketentuan larangan ekspor batu bara yang semula berlaku sepanjang Januari 2022. Untuk hari ini, indeks acuan diperkirakan masih akan tertekan dengan proyeksi rentang pergerakan di area 6.650-6.750," urainya dalam riset, Selasa (11/1/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper