Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk saham-saham emiten kontraktor pelat merah atau BUMN Karya.
Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael mengatakan sejumlah pakar memperkirakan pasar konstruksi akan tumbuh rata-rata sebesar 8,3 persen pada 2020-2024 ditopang oleh proyek dari pemerintah khususnya di sektor transportasi.
Adapun, pendanaan yang diperlukan untuk sektor transportasi pada 2020-2024 diperkirakan mencapai Rp3,57 triliun atau lebih tinggi 53,5 persen dari realisasi pada 2015-2019 yang senilai Rp2,32 triliun.
“Di sepanjang 2014-2020, kontraktor BUMN memiliki pangsa pasar sekitar 41 persen di pasar konstruksi domestik,” tulis Joshua dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut, Joshua meyakini varian baru Covid-19 di masa depan tidak akan terlalu menjadi kekhawatiran di sektor konstruksi. Pasalnya, hampir seluruh populasi di Jakarta telah divaksinasi penuh dengan tambahan vaksin akan diberikan pada 2022 sebagai langkah awal pemerintah menahan laju penyebaran varian terbaru virus corona.
Dengan demikian, pemerintah mengharapkan sektor konstruksi akan bisa pulih bertahap di tengah-tengah keberlanjutan pengembangan infrastruktur Tanah Air yang akan didanai oleh negara maupun inestasi swasta.
Baca Juga
Joshua menambahkan bahwa spesialisasi di masing-masing BUMN Karya juga akan membantu mengurangi kompetitivitas antar kontraktor pelat merah. Dengan demikian, setiap BUMN Karya bakal memiliki efektivitas tersendiri dengan level kompetitivitas yang berbeda.
“Kami bullish dengan inisiasi pemerintah untuk meningkatkan performa keuangan kontraktor BUMN di saat sektor konstruksi terus bertumbuh belakangan ini,” tulis Joshua.
Mirae Asset Sekuritas memilih saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) sebagai top picks dari keluarga kontraktor BUMN untuk dicermati dengan target harga Rp1.022 per saham. Sementara itu, rekomendasi beli juga diberikan untuk PTPP dengan target harga Rp1.500, WIKA dengan target harga Rp1.450, dan ADHI dengan target harga Rp1.250.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.