Bisnis.com, JAKARTA — Dana kelolaan reksa dana atau asset under management (AUM) diyakini akan tetap tumbuh pada tahun 2022. Reksa dana saham dan pasar uang akan menjadi penggerak utama kenaikan dana kelolaan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip pada Minggu (9/1/2022), dana kelolaan reksa dana produk reksa dana secara industri per 31 Desember 2021 ada di posisi Rp579,96 triliun.
Realisasi tersebut naik 2,81 persen bila dibandingkan dengan catatan per akhir November 2021 sebanyak Rp564,07 triliun. AUM reksa dana juga pada Desember 2021 sekaligus merupakan nilai terbesar sepanjang tahun 2021 secara bulanan.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, sepanjang akhir tahun lalu, pertumbuhan dana kelolaan reksa dana ditopang oleh kembalinya investor ke pasar saham.
Menurutnya, koreksi yang terjadi pada pasar saham di akhir tahun dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk masuk ke kelas aset ini
“Ini menandakan kepercayaan pasar dan investor terhadap pemulihan ekonomi yang akan terjadi pada tahun 2022,” jelasnya saat dihubungi pekan ini.
Baca Juga
Wawan mengatakan, potensi pertumbuhan dana kelolaan reksa dana pada tahun ini cukup positif. Menurutnya, AUM reksa dana dapat naik hingga sekitar 10 persen pada akhir tahun nanti.
Selain sentimen pemulihan ekonomi, tren harga komoditas yang masih tinggi akan turut menopang outlook pertumbuhan AUM reksa dana. Kenaikan ini akan dimotori oleh pertumbuhan pada reksa dana saham.
Selain itu, potensi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini juga dapat memicu kenaikan jumlah dana kelolaan. Wawan menuturkan, sentimen ini akan berdampak positif pada reksa dana pasar uang dan negatif terhadap reksa dana pendapatan tetap.
“Reksa dana pasar uang akan menjadi motor penggerak setelah saham, karena risikonya rendah dan umumnya menjadi pintu masuk bagi investor pemula yang saat ini juga bertumbuh di Indonesia,” jelasnya.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengatakan prospek pertumbuhan AUM reksa dana di tahun 2022 cukup positif. Menurutnya, jumlah dana kelolaan hingga akhir tahun ini dapat tumbuh sekitar 10 persen hingga 15 persen.
Ia memaparkan, prospek positif ini sejalan dengan perekonomian Indonesia yang sudah berada di fase pemulihan setelah terdampak pandemi virus corona di tahun 2021. Tren harga komoditas yang diyakini tetap tinggi pada 2022 juga akan berimbas pada kenaikan dana kelolaan industri reksa dana.
“Dari saham, IPO dari perusahaan-perusahaan new economy kami yakini akan memberikan sentimen positif buat pasar modal kita, yang tentunya akan mendorong pertumbuhan industri kita,” jelasnya.
Dana Kelolaan Reksa Dana 2021 Per Bulan
Bulan | Jumlah AUM (Rp triliun) |
Januari | 571,26 |
Februari | 570,79 |
Maret | 565,87 |
April | 568,02 |
Mei | 536,28 |
Juni | 536,10 |
Juli | 538,47 |
Agustus | 542,54 |
September | 551,76 |
Oktober | 558,16 |
November | 564,07 |
Desember | 579,96 |
(Sumber: OJK)