Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Merah, Saham Perbankan BBRI, BBCA dan ARTO Diburu Asing

Sebanyak 174 saham hijau, 369 saham merah dan 138 saham bergerak stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
Pegawai melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,49 persen atau 33,07 poin ke 6.662,29 pada akhir perdagangan Rabu (5/1/2021).

Sepanjang hari IHSG bergerak dalam kisaran 6.634,83-6.738,11. Sebanyak 174 saham hijau, 369 saham merah dan 138 saham bergerak stagnan pada akhir perdagangan hari ini.

Investor asing membukukan aksi beli bersih Rp757,28 miliar di seluruh pasar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing Rp307,1 miliar, kemudian menyusul saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang diakumulasi asing Rp235,5 miliar.

Tak ketinggalan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) masing-masing dibeli asing Rp182,1 miliar dan Rp129,9 miliar.

Tidak hanya itu, saham UNTR terpantau dibeli asing sebanyak Rp21,3 miliar, ICBP sebesar Rp7,8 miliar, CMRY sebesar Rp7,5 miliar, dan KLBF sebesar Rp6,0 miliar.

Di sisi lain, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi saham paling banyak dilepas asing. Terpantau, investor asing menjual Rp42,0 miliar saham BUKA. Saham BUKA pun terpantau melemah hingga 6,00 persen dan membawanya parkir ke level 470.

Saham SMGR juga terpantau dijual asing sebesar Rp34,1 miliar, PGAS sebesar Rp18,0 miliar, MSIN sebesar Rp11,6 miliar, dan TLKM sebesar Rp7,5 miliar.

Sebelumnya, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, risiko terhadap potensi terjadinya koreksi jangka pendek tetap perlu diwaspadai mengingat capital inflow yang belum terlihat melaju secara signifikan ke dalam pasar modal Indonesia.

"Jika terjadi koreksi wajar momentum masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," kata dia dalam risetnya, Rabu (5/1/2022) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper