Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Optimistis Tren IPO Jumbo Berlanjut di 2022, Simak Targetnya

Di pipeline BEI, setidaknya sudah ada 26 perusahaan yang mengantri untuk go public pada 2022.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia optimistis aksi penawaran umum instrumen efek bakal terus semarak pada 2022. Untuk penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), setidaknya sudah ada 26 perusahaan yang mengantri untuk go public pada tahun depan.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa optimisme pemanfaatan pasar modal untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi akan berlanjut pada tahun depan.

“Kami targetkan untuk total semua instrumen yang akan tercatat di 2022 itu 68 instrumen baru,” kata Nyoman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2021, Kamis (30/12/2021).

Dia menunjukkan di sepanjang 2021 telah terdapat 54 perusahaan tercatat saham baru dengan total penggalangan dana Rp62,6 triliun. Realisasi itu lebih tinggi dari 54 perusahaan tercatat baru pada 2020. Sedangkan nilai fund raised meroket hingga 1.000 persen dibandingkan nilai emisi pada 2020 yang senilai Rp5,6 triliun.

Adapun, salah satu IPO bernilai jumbo pada tahun ini berasal dari pencatatan saham perdana PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) sebesar Rp21,9 triliun. Nyoman mengakatakan sejumlah sektor memang telah mencuri perhatian investor di pasar perdana pada 2021 yaitu sektor teknologi, infrastruktur, material dasar, keuangan, dan barang konsumen.

“Kalau melihat dari sisi sektor, kami mengakomodasi untuk semua sektor dapat tercatat. Tapi tentu ada preferensi dari investor ke depan, pada 2021 yang kami lihat berasal dari sektor teknologi, infrastruktur, basic material selain finansial dan consumer goods,” papar Nyoman.

Adapun, pada akhir tahun ini BEI telah perubahan peraturan nomor I-A yang menyesuaikan persyaratan bagi emiten untuk tercatat di papan utama.

Hal ini memungkinkan emiten seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) ataupun perusahaan teknologi kelompok startup lain untuk pindah kelas dari papan pengembangan ke papan utama. Bahkan, peraturan ini juga berpotensi menarik minat unicorn Indonesia seperti GoTo untuk mencatatkan saham di BEI.

BEI menerbitkan surat keputusan direksi Nomor Kep-00101/BEI/12-2021 perihal Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan I-A Tahun 2021) pada Rabu (22/12/2021) sekaligus akan berlaku pada hari yang sama.

Perubahan pada Peraturan I-A Tahun 2021 ini antara lain mencakup pengembangan persyaratan pencatatan bagi papan utama dan pengembangan dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper