Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengantongi pertumbuhan pendapatan yang signifikan per kuartal III/2021 sehingga bisa berbalik untung.
Mengutip laporan keuangan tidak diaudit sampai dengan 30 September 2021, pendapatan emiten bersandi INDY ini naik 43,28 persen menjadi US$2,15 miliar per kuartal III/2021 dari US$1,50 miliar pada sembilan bulan 2020.
Beban pokok juga naik menjadi US$1,59 miliar dari sebelumnya US$1,29 miliar. Laba kotor pun masih naik menuju US$562,25 juta dari sebelumnya US$213,59 juta.
Namun, INDY masih mencatatkan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$5,95 juta. Rugi bersih tersebut turun dari US$52,5 juta per September 2020.
Adapun, total jumlah aset tercatat naik 5,3 persen sampai dengan kuartal III/2021 mencapai US$3,68 miliar, dari periode yang sama tahun lalu di US$3,49 miliar.
Selain itu, total liabilitas juga naik 7,73 persen menjadi US$2,82 miliar pada sembilan bulan tahun ini, dari US$2,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Disusul total ekuitas sebesar US$851,93 juta atau turun 1,71 persen dari tiga kuartal 2020.
Baca Juga
Pada perdagangan Kamis (30/12/2021) pukul 14.00 WIB, harga saham INDY tercatat bergerak di zona merah, turun cukup dalam 85 poin atau 5,21 persen ke Rp1.545 setelah bergerak di kisaran 1.530 – 1.620 sepanjang hari ini. Saham emiten dengan kapitalisasi pasar Rp8,08 triliun ini hari ini tercatat dilego asing sampai Rp2,03 miliar.
Sementara itu, selama 2021 berjalan, harga saham INDY tercatat turun 10,69 persen. Sementara dalam setahun penuh harganya turun 19,95 persen.