Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tercatat cukup aktif dalam menerbitkan obligasi global (global bond) sepanjang tahun 2021.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yang dihimpun Bisnis, sepanjang 2021 pemerintah Indonesia melakukan sejumlah penawaran obligasi global dengan beragam mata uang atau denominasi.
Pada awal Januari, Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam 2 mata uang asing yaitu dolar AS dan Euro, masing-masing senilai US$3 miliar dan 1 miliar euro.
Kemudian pada bulan Mei, pemerintah melakukan emisi obligasi berdenominasi yen Jepang atau disebut Samurai Bonds. Lewat 6 seri obligasi yang ditawarkan, pemerintah mencatatkan nilai sebesar 100 miliar yen.
Pada Juni lalu, pemerintah menerbitkan sukuk global dalam format green sukuk dengan nilai US$3 miliar. Transaksi green sukuk global ini juga merupakan yang pertama dilakukan di dunia.
Selanjutnya, pada bulan Juli, pemerintah kembali melakukan penjualan SUN dalam mata uang dolar AS dan euro dengan nilai US$1,65 miliar dan 500 juta euro.
Baca Juga
Pada bulan September, pemerintah Indonesia melakukan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) Sustainable Development Goals (SDG) dalam mata uang Euro. Transaksi ini merupakan penerbitan SDG bond konvensional pertama di Asia.
Pemerintah menerbitkan 1 SUN denominasi euro, yakni RIEUR0334 dengan nominal 500 juta euro. SUN bertenor 12 tahun tersebut memiliki tingkat kupon 1,30 persen dan imbal hasil (yield) 1,351 persen. Adapun Seri RIEUR0334 tersebut akan jatuh tempo pada 23 Maret 2034.
Tidak lama setelahnya, pemerintah kembali menerbitkan global bond berdenominasi dolar AS sebesar US$1,25 miliar yang terbagi menjadi 2 jenis. Seri pertama merupakan global bond dengan tenor 40 tahun yang akan jatuh tempo pada 2061 mendatang.
Tingkat imbal hasil yang ditawarkan dari seri ini adalah 3,280 persen dan kupon sebesar 3,2 persen.
Seri kedua, RI0731 diterbitkan senilai US$600 juta dan bertenor 10 tahun. Seri ini memiliki imbal hasil (yield) 2,18 persen dan kupon 2,15 persen.