Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendanaan Efek Indonesia Tunda Bisnis IPO Financing hingga 2023

IPO financing merupakan salah satu lini bisnis yang menjanjikan untuk PEI.
Direktur Utama Pendanaan Efek Indonesia Armand Eugene Richimemberikan pemaparan kepada wartawan secara daring mengenai profil dan kinerja sejak PEI berdiri pada Oktober 2019, Rabu (2/9/2020).
Direktur Utama Pendanaan Efek Indonesia Armand Eugene Richimemberikan pemaparan kepada wartawan secara daring mengenai profil dan kinerja sejak PEI berdiri pada Oktober 2019, Rabu (2/9/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) belum akan merambah lini bisnis pendanaan initial public offering (IPO) pada tahun depan.

Pengembangan bisnis pendanaan Transaksi Repurchase Agreement (REPO) dan pendanaan Pinjam Meminjam Efek (PME) akan menjadi fokus perusahaan pada 2022.

Direktur PEI Suryadi menuturkan, penambahan lini bisnis yang dilakukan PEI harus mengikuti Peraturan OJK (POJK) berlandaskan POJK no.25/2018 tentang Lembaga Pendanaan Efek.

Ia mengatakan revisi peraturan tersebut masih menunggu persetujuan dari Kemenkumham. Peraturan tersebut nantinya akan mengatur dua lini bisnis baru yang akan dijalankan PEI, yakni pendanaan Transaksi REPO dan pendanaan Pinjam Meminjam Efek (PME) melalui sistem KPEI.

“Untuk IPO financing, sejauh ini belum ada pembicaraan dengan OJK, karena kami diarahkan untuk mengmbangkan bisnis REPO dan PME terlebih dahulu,” jelasnya dalam webinar PEI pada Selasa (28/12/2021).

Suryadi melanjutkan, IPO financing merupakan salah satu lini bisnis yang menjanjikan untuk PEI. Menurutnya, praktik ini merupakan bisnis umum yang telah dilakukan beragam bursa dunia.

Seiring dengan hal tersebut, Suryadi menuturkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk merambah lini bisnis ini dalam tahun-tahun mendatang.

“Mungkin akan kami kaji kembali di 2023, setelah OJK melihat pengembangan bisnis kami pada 2022. Setelah itu, PEI akan meminta arahan dan berdiskusi dengan OJK serta stakeholder lainnya,” jelas Suryadi.

Adapun, Suryadi menambahkan, pihaknya menargetkan Pendanaan REPO akan dapat digunakan oleh Partisipan PEI pada Triwulan II/2022, sedangkan Pendanaan melalui Pinjam Meminjam Efek diproyeksikan akan hadir pada Triwulan III/2022.

PEI menetapkan target nilai Pendanaan REPO di tahun 2022 mencapai rata-rata Rp150miliar per hari, sementara nilai Pendanaan melalui Pinjam Meminjam Efek ditetapkan sebesar rata-rata Rp15 miliar.

Untuk Pendanaan Transaksi Marjin, di tahun 2022 PEI menargetkan nilai rata-rata posisi outstanding harian berada di angka Rp250miliar. Dengan memperhatikan perkembangan jumlah investor, target IPO di tahun 2022, serta proyeksi Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) BEI sebesar Rp13,5 triliun, PEI optimistis target tersebut sejalan dengan perkembangan pasar modal di tahun 2022.

Selain itu, PEI juga turut mendukung peningkatan kualitas kredit di sektor Pasar Modal, melalui partisipasi PEI sebagai pelapor wajib pada Sistem Layanan Informasi Kredit (SLIK) OJK, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2022. PEI berperan untuk melaporkan posisi kredit dari Partisipan PEI kepada SLIK, yang nantinya akan berkontribusi dalam menghasilkan ekosistem kredit yang berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper