Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNCN Tarik 2 Hak Siar TV FTA dari Platform Pihak Ketiga, Harga Saham Menuju Rp1.500?

Saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dinilai prospektif di tengah sejumlah aksi korporasi perseroan milik taipan Harry Tanoesoedibjo tersebut.
Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI, salah satu stasiun TV milik PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).
Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI, salah satu stasiun TV milik PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis memilih saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) sebagai top picks dari sejumlah perusahaan media yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia untuk dicermati pada 2022.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai produk RCTI+ milik MNCN bisa memainkan peran dalam mengakselerasi transformasi industri broadcast dan hiburan di Indonesia.

Adapun RCTI+ diproyeksikan menjadi sumber pemasukan yang menjanjikan bagi MNCN mengingat kontribusi pendapatan iklan digital dari RCTI+ tumbuh menjadi 10 persen pada tahun ini dari 5 persen pada 2020. Tak hanya itu, peluncuran game online di dalam platform ini juga diperkirakan bakal menarik pengiklan di masa depan.

“Dalam pandangan kami, permintaan iklan di MNCN akan tetap kuat terutama dari sektor fast moving consumer goods [FMCG] dan e-commerce yang masih memiliki kepentingan untuk brand awareness setelah pandemi berakhir,” tulis Steven dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Selasa (28/12/2021).

Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli saham MNCN dengan target harga Rp1.400.

Senada, Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya juga merekomendasikan beli saham MNCN dengan target harga yang lebih tinggi Rp1.500. Christine memperkirakan kenaikan kontribusi pendapatan digital di MNCN akan diikuti oleh pertumbuhan pengguna di platform digital perseroan.

“Kemampuan perusahaan untuk memperkuat sisi digitalnya yang mengalami pertumbuhan pada tahun ini membuktikan bahwa perseroan dapat bertahan di tengah dinamika perubahan lansekap iklan,” kata Christine.

Namun, secara umum Christine mengingatkan pendapatan emiten media pada 2022 dapat tertekan oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO) yang dapat mengurangi pemasukan iklan dari perusahaan FMCG.

Kendati demikian, akselerasi vaksin Covid-19 diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan menggenjot pemulihan pengeluaran iklan.

Ke depannya, Christine memperkirakan perusahaan media akan meneruskan fokus ke konten digital dengan memperkuat kehadirannya di pasar over-the-top (OTT). Sedangkan untuk layanan TV free-to-air (FTA), Christine memproyeksikan masih menjadi tempat utama sasaran pengiklan.

Di lantai bursa, saham MNCN menguat 0,56 persen menjadi Rp905 pada akhir perdagangan Selasa (28/12/2021). Sejak 3 bulan terakhir harga menguat 11,04 persen dengan kapitalisasi pasar Rp13,62 triliun.

Baru-baru ini, Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa 4 hak siar TV FTA milik perseroan kini hanya tersedia eksklusif di platform RCTI+ dan Vision+. Adapun, dua hak siar TV FTA yang baru ditarik dari platform pihak ketiga adalah saluran MNCTV dan iNews mulai 18 Desember 2021.

“Langkah strategis tersebut akan mendukung fokus perseroan untuk memperkuat pemirsa digital kami dan memastikan akses yang lebih besar dan menyeluruh ke berbagai konten terbaik yang mereka sukai,” tulis Hary Tanoe dalam siaran pers, dikutip Selasa (28/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper