Bisnis.com, JAKARTA - Reksa dana syariah memiliki potensi yang positif untuk tahun depan seiring dengan tren harga komoditas dan maraknya aksi initial public offering (IPO) saham perusahaan new economy. Kelas aset saham serta obligasi korporasi syariah dapat dicermati oleh para investor.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga memaparkan, reksadana syariah memiliki prospek yang menjanjikan pada 2022.
Antony menerangkan beberapa sentimen positif seperti roda ekonomi yang kembali berjalan, harga komoditas tinggi dengan efek berganda yang positif terhadap ekonomi, serta gairah pasar terhadap IPO perusahaan new economy akan meningkatkan potensi return pada reksa dana saham sayriah.
Adapun, sentimen negatif terbesar yang dapat mempengaruhi skenario pada 2022 adalah inflasi yang tidak terkendali. Selain itu, pasar juga akan memperhartikan kondisi Covid-19 yang dapat kembali memburuk.
"Namun menurut kami faktor negatif ini akan cukup terkendali di 2022," jelasnya saat dihubungi Bisnis pada Senin (27/12/2021).
Seiring dengan sentimen tersebut, Trimegah memandang reksa dana saham syariah dan obligasi korporasi syariah sebagai kelas aset yang dapat dicermati oleh investor. Hal ini seiring dengan proyeksi membaiknya ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19 yang berimbas pada kinerja keuangan perusahaan perusahaan di Indonesia.
Baca Juga
Adapun, pada tahun depan, Trimegah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meracik portofolio reksa dana syariahnya. Antony mengatakan, pihaknya akan aktif berinvestasi pada efek yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berada pada sektor yang mulai pulih dari pandemi Covid 19 seperti pertambangan, telekomunikasi serta new economy.
"Sedangkan untuk reksadana syariah obligasi kami akan fokus pada obligasi syariah korporasi yang memiliki kondisi keuangan yang solid," pungkasnya.