Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) memastikan akan memasok 1,5 juta ton baja setelah melakukan penandatangan perjanjian Long Term Supply Agreement (LTSA) dengan para konsumennya.
“Kami sudah mengunci penjualan melalui LTSA mencapai 1,5 juta ton per tahun. Kami yakin hal tersebut akan membantu meningkatkan pendapatan Krakatau Steel, dengan proyeksi pendapatan hingga mencapai US$1,4 miliar di tahun 2022 nanti,” kata Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita dalam keterangan resminya, Kamis (23/12/2021).
Melati mengatakan, Krakatau Steel mengubah metode penjualan yang awalnya spot sales menjadi komitmen kontrak jangka panjang, sehingga akan lebih menjamin keberlangsungan operasional dan bisnis perusahaan karena mampu meningkatkan penjualan perusahaan.
Selain itu, koneksi dengan konsumen secara otomatis akan terjalin lebih kuat sehingga tercapai hubungan bisnis yang saling menguntungkan antara Krakatau Steel dan para konsumennya.
“Selain dengan kontrak jangka panjang, peluang pasar juga masih terbuka dalam hal proyek infrastruktur negara, pasar retail, hingga ekspor. Dengan begini, kami optimistis Krakatau Steel akan membukukan kinerja penjualan yang gemilang di tahun 2022," tuturnya.
Pada 22 Desember 2021 ini, emiten berkode saham KRAS ini melakukan LTSA dengan PT Tata Metal Lestari. KRAS akan memasok 6.500 ton produk baja Cold Rolled Coil (CRC) setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan operasional PT Tata Metal Lestari.
Baca Juga
Selain dengan PT Tata Metal Lestari, Krakatau Steel sebelumnya juga telah melakukan LTSA antara lain dengan PT AM/NS Indonesia dengan total volume penjualan sekitar 180.000 ton per tahun, PT Steel Pipe Industry of Indonesia (Spindo) dengan total volume penjualan sekitar 120.000 ton per tahun.
Kemudian, PT Sunrise Steel dengan total volume penjualan sekitar 120.000 ton per tahun, PT Inti Sumber Bajasakti dengan total volume penjualan sekitar 60.000 ton per tahun, PT Sampoerna Jaya Baja dengan total volume penjualan sekitar 60.000 ton per tahun dan PT Hamasa Steel Center dengan total volume penjualan sekitar 60.000 ton per tahun.
Melati menambahkan, strategi ekspansi pemasaran yang inovatif, kolaboratif, dan berdaya guna sangat diperlukan untuk menghadapi era globalisasi dan digital ekonomi saat ini. Khususnya, dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.
Melalui LTSA, menurutnya Krakatau Steel memiliki jaminan penjualan produk baja secara optimal, sehingga otomatis akan membantu meningkatkan utilisasi pabrik.
"Di sisi konsumen juga tentunya akan mendapatkan jaminan atau kepastian suplai bahan baku, yang dalam hal ini merupakan produk baja yang akan berpengaruh juga terhadap rencana operasionalnya ke depan,” ucapnya.